Sikap Tokoh Ahlu Bait terhadap Syiah


Bagaimana Sikap Tokoh Ahlu Bait terhadap Syiah?

Rasulullah saw bersabda :

‘Kelak di akhir zaman akan ada suatu kaum yang disebut Rafidhah, di mana mereka meninggalkan Islam. Maka perangilah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Tuhan’.

Imam Ali berkata : apakah ciri-ciri mereka ?

Rasulullah saw menjawab :

‘Mereka seakan-akan mencintai keluarga Nabi, sementara itu mereka tidaklah begitu. Dan tanda-tanda dari itu adalah mereka suka mencaci maki Abubakar dan Umar’.

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda :

‘Wahai Ali, kamu akan masuk surga, wahai Ali kamu akan masuk surga, wahai Ali kamu akan masuk surga. Dan kelak akan ada suatu kaum yang disebut Rafidhah, maka jika kamu menemukannya, perangilah mereka’.

Imam Ali bertanya : Wahai Nabi Allah, apa tanda-tanda mereka ?

Beliau saw bersabda :

‘Mereka tidak pernah terlihat berjama’ah, tidak melakukan shalat jum’at dan mereka mengumpat Abubakar dan Umar’.

Imam Ali bin Abi Thalib berkata :

‘Sekiranya aku mengadakan seleksi terhadap para syiahku, aku takkan mendapatkan di antara mereka selain tukang-tukang bohong, seandainya aku menguji mereka, aku takkan menjumpai di antara mereka kecuali orang-orang murtad, dan seandainya aku saring mereka, tiada yang lulus dari setiap seribu orang kecuali hanya satu orang. (al-Raudhah oleh al-Kafi, jilid VIII, hal. 338)

Imam Hasan bin Ali :

‘Demi Allah, aku berpendapat Muawiyah jauh lebih baik bagiku daripada mereka yang mengaku dirinya sebagai syiahku tetapi hendak membunuhku dan merampas harta bendaku. Demi Allah, mengadakan perjanjian perdamaian dengan Muawiyah dan menyelamatkan keluargaku, bagiku lebih baik daripada aku dibunuh oleh para syiahku sehingga ahlu bait dan keluargaku akan lenyap. Ya demi Allah, seandainya aku terus memerangi Muawiyah para syiahku pasti akan mencekik leherku dan akan menyerahkan diriku kepadanya. Demi Allah, berdamai dengan Muawiyah sebagai orang terhormat, bagiku lebih baik daripada aku dibunuh olehnya sebagai tawanan’. (Ihtijaj, hal. 148)

Imam Husein :

Ya Allah, jika engkau memanjangkan hidup mereka (syiah Rafidhah) maka porak-orandakanlah barisan mereka, jadikanlah mereka terpecah-belah dan janganlah selam-lamanya engkau ridhai pemimpin-pemimpin mereka. Sesungguhnya mereka mengajak orang untuk membela kami, namun ternyata mereka memusuhi dan membunuh kami’. (Al-Irsyad al-Mufid, hal. 241)

Imam Ali Zainal Abidin :

‘Sesungguhnya mereka (syiah rafidhah) menangisi kematian kami, padahal siapakah yang membunuh kami, kalau bukan mereka ?! (Al-Ihtijaj, 2/29)

Imam Muhammad al-Baqir berkata :

‘Seandainya semua manusia ini menjadi syiahku, niscaya tiga dari empat orang itu semua meragukan, dan yang ke empatnya adalah tolol’. (Rijalul Kasyi, hal 111)

Imam Ja’far al-Shaddiq :

‘Tidaklah Allah menurunkan ayat tentang orang-orang munafik kecuali ayat tersebut berkaitan dengan orang-orang yang beraliran syiah’. (Lillah Tsumma Li Tarikh, hal. 148)

Imam Musa al-Kadzim :

‘Seumpama syiahku itu aku teliti, niscaya aku hanya menemukan mereka itu sifat dan nama belaka. Dan seandainya mereka itu ku uji tentu aku akan mendapatkan kenyataan mereka itu adalah orang-orang murtad’. (Kitab al-Raudhah al-Kafi, hal. 107)

Apakah setelah ini dibenarkan bagi mereka untuk mengaku sebagai madzhab Ahlu Bait ???

Masukan ini dipos pada Agustus 17, 2008 11:28 pm dan disimpan pada Sejarah . Anda dapat mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Baik komentar maupun ping saat ini ditutup.

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama