Penyimpangan Agama Kristen (Bagian 2 dari beberapa bagian)


1.      Kristen setelah wafatnya Isa as

1.1    Peranan St. Paul dalam perkembangan Kristen

Paul  atau Saul hidup sejaman dengan Isa as, namun ia lebih muda dibandingkan Isa. Pendeta yang kemudian menjadi pemuka ajaran Kristen ini lahir di Tarsus, sebuah kota di Cicilia (kini Turki)…Walaupun warga  Romawi, ia lahir sebagai Yahudi.[1] Dari pengakuan lisan Paulus dalam Bibel sendiri minimal ada tiga macam asal-usul yang berbeda-beda. Dalam kisah para Rasul 16:37, Paulus mengaku sebagai orang Roma, sedangkan dalam kisah para Rasul 21:39, Paulus mengaku sebagi orang Yahudi dari Tarsus. Namun dalam kisah para Rasul 23:6, Paulus mengaku orang Farisi. Paul pada awalnya adalah musuh Yesus dan penganiaya para jemaat Yesus yang sangat kejam dia telah menyiksa banyak murid Yesus.[2] Namum akhirnya berbalik menjadi penyebar dan penganjur paling gigih dan paling berpengaruh untuk kepentingan agama Nasrani. Paul menghabiskan sisa hidupnya dengan menulis dan memperdalam kekristenan dan meraih banyak pemeluk berbondong-bondong memasuki agama Nasrani.[3] Hal ini termaktub dalam Injil dalam Kisah Para Rasul 8:1-3;26:8-11):
”Saulus juga setuju bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap Jemaat di Jerusalem. Mereka semua, kecuali Rasul-rasul, tersebar ke seluruh Yudea dan Samarea. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi saulus berusaha membinasakan Jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki0-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dinmasukkan ke dalam penjara. (Kisah Para Rasul: 8:1-3)


Dan aku telah menganiaya pengikut jalan-pengikut Jalan Tuhan samapai mereka mati; laki-laki dan permpuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu, baik Imam Besar maupun Majlis Tua-tua dapat member kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan yang tedapat juga disitu dan membawa mereka ke Yerusalem untuk di hukum. (Kisah Para Rasul 22:4-5).
Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka bahwa aku harus keras bertindak mentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu juga kulakukan di Jerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat, aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka. Bahkan, sampai ke kota-kota asing. (Kisah Para Rasul 26:9-11)


Sampai suatu ketika dalam suatu perjalanan menuju Damsyik di matanya seakan-akan terbayang Isa berbicara dengannya, setelah kejadian itu barulah Paul masuk agama Nasrani

1.2      Kepribadian Saul (Paul)

1.      Pendusta dan Machiavelis

Hal ini bisa di lehat dari ayat dalam injil berikut ini:

“Tetapi, jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang kan kita lakukan? Tidak adilkah Allah-aku aku berkata sebagai manusia-jika ia menampakkan murka-Nya? Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia? tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemulian-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?”. (Roma 3:5-7)



2.      Benci dan Memusuhi Jemaat Tuhan

Sebagimana injil mengabari kita:

“sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi; tanpa batas aku telah menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya”. (Galatia 1:13)


3.      Gemar Berbuat Dosa

Injil dengan jelas menyebutkannya:

“Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa dan diantara mereka akulah orang yang paling berdosa”. (I Timotius 1:15)[4]



4.3  Kisah Pertaubatan Saul (Paul)

Dalam kisah pertaubatannya, Paulus megaku mendapat panggilan menjadi rasul oleh Yesus dalm perjalan menuju Damaskus. Namun Kisahnya ini sangat meragukan dan penuh kontradiksi, sebagaimana termaktub dalam injil pada Kisah Para Rasul 9:3-7; 22-6-9):[5]



“Dalam perjalanannya ke Damsyik ketika ia sudah dekat ke kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan terdengarlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” kata-Nya: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kau perbuat. Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan karena memang mereka mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun”. (Kisah Para rasul 9:3-7)



Tetapi dalam perjananku ke sana ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang mnyilaukan dari langit mengelilibgi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendenagr suatu suara yangberkata kepadaku: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” S jawabku: “ Siapakah Engkau? Tuhan?”,  kata-Nya: “Akulah Yesus, orang Nazaret yang kau aniaya itu. “dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara yang Dia berkata kepadaku, tidak mereka dengar”. (Kisah Para Rasul 22:6-9)



4.4  Ajaran-ajaran Saul (Paul)

1.      Menghalalkan Alkohol Dan Minuman Keras.



Sebagaimana injil menyebutkan:

“Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahlah anggur sedikit berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah”. ( I Timotis 5: 23)



Dalam hal ini Paulus melanggar Amsal 31: 6-7

“berikanlah minuman keras itu kepada orang yana akan binasa dan angur itu kepada orang yang susah hati. Biarkanlah ia minum dan melupakan kemiskinannya dan tidak lagi mengingat kesusahannya.



2.      Mengajarkan Kelicikan dan Dusta



Dalam injil disebutkan:

“baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi kamu katakana dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya”. ( II Korintus 12:16)



3.      Melecehkan Hukun Taurat.



“Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi dimana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran”. (Roma 4:15)

“Tetapi hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi seamakin banyak; dan dimana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. (Roma: 5:20)



4.      Khitan/Sunat Bukan Hukum Allah



"Kalau seorang dipanggil dalam kedaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah menaati hukum-hukum Allah”. (I Korintus 7:18-19)



5.      Iman Cukup Dengan Iman Saja Atau Perlu Perbuatan



“Kamu tahu bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Yesus Kristus supaya kami dibenarkan oleh karena iaman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat”. (Glaltia 2:16)



6.      Paulus Menyuruh Orang Untuk Mengikutinya



“Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribi pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus  Yesus telah menjadi bapamu oleh injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!”. (I Korintus 4: 15-16)



7.      Paulus Mengatakan Bahwa Yesus Adalah Gambar Allah.



“Ia adalah ganbar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang lebih utama utama dari segala yang diciptakan karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia”. (Kolose 1: 15-17)



“Tidak ada seperti Engkau di antara para Allah, ya Tuhan, dan tidak ada yang seperti Kau buat”. (Mazmur 86:8)



“Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah”. (I Raja-raja 8:23)



“Demikianlah firman Tuhan: “Dan hamba-Ku yang telah Kupilih supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti bahwa aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juru Selamat selain daripada-Ku”. (Yesaya 43: 10-11)



8.      Lebih Baik Dan Utama Bila Hidup Tidak Kawin.



“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin”. (I Korintus 7:1)



9.      Menetang Emansipasi, Wanita Tidak Boleh Mengajar Dan Memimpin.



“Aku tidak mengizinkan perempaun mengajar dan juga tidak mengijinkannya memerintah laki-laki, hendaklah ia berdiam diri”. (I Timotius 2:12)[6]



4.5 Dogma-dogma Buatan Saul (Paul)

Dengan kemampuan yang dimilikinya, paulus membuat ayat-ayat yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembentukan dogma Kristen, antara lain:

1.      Konsep ketuhanan anak (Son of God)

Allah bapa yang di sorga itu mempunyai Anak Sulung yang sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan dan segala sesuatu diciptakan melalui Dia.



“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yait Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup.dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus yang olehnya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.(I Korintus 8:6)



“Namun Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhadapi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah  yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku”. (Galatia 2:20-21)



2.      Penjelmaan Tuhan/inkarnasi (incarnation)

Yesus adalah inkarnasi Tuhan di bumi melalui benih Daud as.



“Tentang anak-Nya yang menurut daging diperanakan adri keturunan Daud dan Roh Kekudusan di nyataka oleh kebangkitannya dari antara orang mati bahwa ia adalah anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”. (Roma 1:3-4)



“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kistus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allahtidak menganggapkesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengam manusia”. (Filipi 2:5-8)



3.      Dosa Waris

Tuhan menciptakan manusia untuk hiduo kekal di sorga, tetapi karena satu kesalahan Adam diturunkan ke bumi dan mengalami kematian. Dosa yang di  pikul Adam teus di wariskan kepada semua manusia keturunannya. Dalm hal ini, Paulus mengabarkan dalam injil:



“Sebab sama seperti maut datang karena satu orang mansia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”. (I Korintus 15:21-22)



“Sebab itu, sama  dengan dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut. Demikianlah, maut itu telah menjalar kepada senua orang karena semua orang telah berbuat dosa”. (Roma 5:12)



“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa”. (Kolose 1:13-14)



4.      Penyaliban Yesus (Crucfixion) dan Penebusan Dosa (Redemption)

Yesus menyerahkan dirinya berkorban sampai mati di tiang salib untuk menebus dosa warisan Adam. Supaya dapat memperoleh hidup kekal, maka setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan poenebusan dosa ini.



“Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. (Roma 5:8)



“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “kristus yesus datang kedunia untuk menyelamatkan orang berdosa” dan diantara mereka akulah orang yang paling berdosa”. (I Timotius 1:15)



“Kisah karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, bapa kita, dan dari Tuha Yesusu Kristus yang telah menyerahkan dirinya kerena dosa-dosa kita untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini menurut kehendak Allah dan Bapa kita”. (Galatia 1:3-4)



“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk, karena tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib”. (Galatia 3: 13)



“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”. (Roma 5:18)



“Sebab kematiannya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya bahwa kamu telah mati untuk dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus”. (Roma 6:10-11)



“Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi perantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus yang telah menyerahkan dirinya sebagai tebusan bagi semua pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci; bahwa ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas muridnya”. I(I Korintus 15:3-5)



“Ingatlah ini: “Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam injilku”. (II Timotius 2: 8)



5.      Kenaikan Yesus ke Langit

Setelah bangkit dari kematiannya, Yesus naik dan bersemayam di sebelah kanan Tuhan Bapa.



“Dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan  Dia di sebelah kanan-Nya di sorga”. (Efesus 1: 19-20)



“Karena itu kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah prkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah”. (Kolose 3:1)



6.      Ketuhanan Yesus.

Yesus adalah seratus persen Tuhan dan seratus persen manusia.



“Seban jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”. (Roma 10:9)



“Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya amin!”. (Roma 9:5)



“Karena itu janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah”. (I Korintus 4:5)



“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup. Dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus yang oleh-Nya segala sesutau telah dijadika dan yang karena Dia kita hidup”. (I Korintus 8:6)



“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus”. (Kisah Para Rasul 2:36)



Konsep ketuhanan Yesus inilah yang nantinya melahirkan doktrin Trinitas (Devine Trinity) yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari tiga oknum, yaitu Bapa, Allah Anak (Yesus), dan Allah Roh Kudus.[7]

Pokok-pokok keyakinan (aqidah) yang diajarkan Paulus dalam lingkungan Jemaat-jemaat asing itu ditutup denagn doktrin Rahasia-Ilahi (Divine Misteries), bahwa sekaliannya itu adalah rahasia-ialhiat yang tidak bisa diselidiki dan ditilik dengan akal, akan tetapi hanya harus diimani dan dipercayai dan diyakini sepenh hati.

Paulus mengunkapkan doktrin Rahasia-Ilahi (Divine Mysteries) itu dengan kalimat sebagai berikut:

“Bukannya aku datang dengan petah lidah atau hikmat didalam hal memberitakan rahasia Allah kepadamu”. (I Korintus 2:1). bersambung
_______________________________
[1]Michael H. Hart,  Loc. Cit.

[2]Tim Fakta, Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, Cet. VI, hal. 128

[3]Michael H. Hart, Lock. Cit.

[4]Tim Fakta, Op. Cit., hal. 131

[5]  Ibid., hal. 129

[6]  Ibid., hal. 132

[7]  Tim Fakta, Op. Cit, hal. 134

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama