سيكون في أقوام يكذبون باقدر
“kelak akan ada di tengah umatku sekelompok orang yang mendustakan qadar (takdir)
Tingkatan Hadits
Hadits ini shahih sebagaimana yang dishahihkan oleh Imam At TIrmidzi, Alhakim dan Adz Dzahabi. Diriwayatkan oleh iman Ahmad di dalam Musnadnya, dimana ia berkata; telah meriwayatkan kepada kami Abu Abdurahman ‘Abdullah bin Yazid ; telah meriwayatkan kepada kami Sa’id atau yang dikenal dengan Ibnu Abi Ayub; telah meriwayatkan kepadaku Abu Sahkr dan Naafi’ ia berkata; Ibnu ‘Umar mempunyai seorang teman dari penduduk Syam (sekarang Siria, Yordania dan Palestina) dan mereka saling berkirim surat.
Suatu saat ‘Abdullah bin ‘Umar berkirim surat kepadanya, dimana ia berkata melalui suratnya tersebut. “Telah sampai kepadaku , bahwa engkau telah berbicara sesuatu tentang masalah Qadar. Maka tidak perlu engkau menulisnya kepadaku. “karena aku pernah Rasulullah Saw bersabda. “kelak akan ada ditengah umatku sekelompok orang yang mendustakan Qadar (takdir Allah).”
Suatu saat ‘Abdullah bin ‘Umar berkirim surat kepadanya, dimana ia berkata melalui suratnya tersebut. “Telah sampai kepadaku , bahwa engkau telah berbicara sesuatu tentang masalah Qadar. Maka tidak perlu engkau menulisnya kepadaku. “karena aku pernah Rasulullah Saw bersabda. “kelak akan ada ditengah umatku sekelompok orang yang mendustakan Qadar (takdir Allah).”
Kenyataan yang diNubuwahkan
Telah terbukti apa yang dinubuwatkan oleh Rasulullah Saw tersebut yakni dengan munculnya suatu kelompok atau golongan yang mengingkari adanya takdir, sekitar tahun 70 H dimana mereka berpendapat; “Bahwa Allah tidak mentakdirkan segala sesuatu, dan ilmu-ilmuNya tidak mendahului Dzat-Nya dan Dia baru mengetahui setelah sesuatu itu terjadi. “ Oleh karena itu, kelompok ini dinamakan Qadariyah. Sebab mereka mengingkari adanya Qadar Allah atau takdir Allah dan orang yang pertama kali berbicara tentang Qadar adalah Ma’bad bin Khalid Al-Juhni.
Padahal, mazhab pendukung kebenaran meyakini adanya qadar Allah. Artinya bahwa Allah telah menentukan sesuatu sejak dahulu, dan Dia mengetahui bahwa sesuatu itu bakal terjadi pada waktu-waktu yang telah diketahui-Nya dalam bentuk tertentu. Sehingga sesuatu itu terjadi senantiasa sesuai dengan apa yang telah ditakdirkannya.
Padahal, mazhab pendukung kebenaran meyakini adanya qadar Allah. Artinya bahwa Allah telah menentukan sesuatu sejak dahulu, dan Dia mengetahui bahwa sesuatu itu bakal terjadi pada waktu-waktu yang telah diketahui-Nya dalam bentuk tertentu. Sehingga sesuatu itu terjadi senantiasa sesuai dengan apa yang telah ditakdirkannya.
Posting Komentar