- Karena Membiarkan kemungkaran berarti membuat turunnya Azab Secara Merata.
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي ، ثُمَّ يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا ، ثُمَّ لاَ يُغَيِّرُوا ، إِلاَّ يُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ. أخرجه أبو داود (4339)، وابن ماجه (9 00 4)، وابن حبان (839 1 و1840
“Tidaklah
maksiat dilakukan pada suatu kaum, tetapi mereka tidak mengingkarinya
padahal mereka mampu merubahnya kecuali Allah akan meratakan adzab
kepada mereka”. (HR Abu Dawud dan lainnya, shahih menurut Al-Albani).
Valentine: Hari Raya Mengenang Pendeta
Memasuki bulan Februari, kita menyaksikan banyak media massa,
mall-mall, pusat pusat hiburan bersibuk ria berlomba menarik perhatian
para remaja dengan menggelar acara-acara pesta perayaan yang tak jarang
berlangsung hingga larut malam. Semua pesta tersebut bermuara pada satu
hal yaitu Valentine’s Day atau biasanya disebut hari kasih sayang. Pada
tanggal 14 Februari itu mereka saling mengucapkan “Selamat hari
Valentine”, berkirim kartu, cokelat dan bunga, saling bertukar pasangan,
saling curhat, menyatakan sayang atau cinta.
Sejarah, Asal-Usul dan Latar Belakang
Ensiklopedia
Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal
adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di zaman Raja Romawi
Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati
St. Valentine karena menentang beberapa perintahnya. Claudius II melihat
St. Valentine mengajak manusia kepada agama Nasrani, lalu memerintahkan
untuk menangkapnya.
Dalam
versi kedua, Claudius II melihat bahwa para bujangan lebih tabah dalam
berperang daripada yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk
pergi berperang, lalu dia mengeluarkan perintah yang melarang
pernikahan. St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan
pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui
dan dipenjarakan. Di penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga
penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan
jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu
yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi
setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani bersama 46 kerabatnya.
Versi
ketiga, ketika agama Nasrani tersebar di Eropa, di salah satu desa
terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta.
Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan
bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di
dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari
kotak itu dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya
sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan
“Dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat
sulitnya menghilangkan tradisi ini, para pendeta memutuskan mengganti
tulisannya menjadi “Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat
mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani.
Saudaraku,
itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya (berdasarkan data yang
ada -ed), yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang
musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak
ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga
menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat,
atau hanya ikut-ikutan semata? Bila demikian, sangat disayangkan banyak
remaja Islam yang terkena penyakit mengekor budaya Barat dan acara
ritual agama lain. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan
keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang
mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang
sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!
Padahal Alloh berfirman,
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦)
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertangggungjawabnya”. (QS. Al Isro’: 36)
Fakta Yang Merayakan Valentine, Jangan Segan Menyebutnya Penganut SEKS BEBAS
Dari
tahun ke tahun, perayaan Valentines’Day telah menelan banyak korban.
Diantara mereka, ada yang mati konyol saat pesta miras, hamil di luar
nikah, dan kecelakaan setelah menggunakan narkotika pada moment
Valentines’ Day.
Siapa yang bisa
mengelak, bahwa Valentine’s Day di kalangan remaja yang tumbuh di Kota
Besar, identik dengan dunia gemerlap (dugem), pesta miras, perzinahan,
dan mengkonsumsi barang-barang terlarang, seperti ecstasy, shabu-shabu
dan sejenisnya.
Mau tahu nasib mereka
yang merayakan Valentines’ Day? Inilah sepenggal kisah seorang gadis
yang telah kehilangan keperawannnya usai merayakan Valentine’s Day dua
tahun yang lalu. Sebut saja Mawar (15), warga Kampung Simpar Desa Simpar
Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang, diperkosa oleh empat remaja.
Peristiwa yang menimpa siswi kelas II pada salah satu sekolah menengah
pertama (SMP) di Subang-Jawa Barat itu, terjadi saat korban berencana
merayakan Valentine Day (hari kasih sayang).
Menurut
keterangan saksi korban, peristiwa itu berawal ketika Mawar diajak
jalan-jalan oleh pacarnya Her (17) ke daerah Ciater. Waktu itu Her
berdalih ingin memanjakan korban pada hari kasih sayang. Selain membawa
korban, Her juga mengajak sahabat-sahabat-nya yang lain yang rata-rata
masih berusia 17 hingga 18 tahun. Setiba di Subang, mereka tiba-tiba
mengurungkan niat untuk pergi ke Ciater, tetapi malah kembali ke Pagaden
dan sepakat merayakan valentine dengan cara pesta minuman keras di
sebuah gang sempit di Dusun Wanakersa, Pagaden.
Saat
itu, korban terus didesak Her untuk mencicipi minuman keras. Beberapa
menit setelah meminum minuman keras itu, korban merasakan pusing kepala.
Kondisi seperti itu rupanya malah dimanfaatkan Her dan teman-temannya
untuk melampiaskan nafsu. Setelah puas mereka langsung pergi dan
membiarkan korban tergeletak di pinggir gang.
Di
Banjarmasin, Perayaan “valentine`s day” juga menelan korban.
Dilaporkan, pada malam hari kasih sayang itu, seorang remaja tewas
overdosis (OD) mengonsumsi ineks (ekstasi) di tempat hiburan malam.
Pembaca
sekalian, ketika semua bukti kerusakan itu telah nampak didepan mata,
bagaimanakah sikap kalian yang mengaku sebagai seorang muslim &
muslimah ?? Lalu bagaimana tanggungjawab para pemimpin yang kalian pilih
itu ??? Karena Membiarkan kemungkaran berarti membuat turunnya AZAB SECARA MERATA.
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي ، ثُمَّ يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا ، ثُمَّ لاَ يُغَيِّرُوا ، إِلاَّ يُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ. أخرجه أبو داود (4339)، وابن ماجه (9 00 4)، وابن حبان (839 1 و1840
“Tidaklah
maksiat dilakukan pada suatu kaum, tetapi mereka tidak mengingkarinya
padahal mereka mampu merubahnya kecuali Allah akan meratakan adzab
kepada mereka”. (HR Abu Dawud dan lainnya, shahih menurut Al-Albani).
Waspadailah
berbagai kezaliman, kemungkaran, dan dosa-dosa yang berdampak turunnya
siksa Alloh SWT secara umum. Jangan pedulikan kaum yang hanya menyuruh
kita berbuat kebaikan saja, tetapi mereka tidak sudi untuk mencegah
kerusakan sebagai benteng umat untuk mencegah munculnya kezaliman yang
merupakan dosa yang berdampak kepada siksa yang tidak khusus menimpa
orang-orang zalim saja, tapi juga akan mengenai orang-orang yang shalih.
« مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ ».
Barangsiapa
di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya
dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, jika tidak bisa
juga maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman. (HR MUSLIM)
Bolehkah Memperingati Hari Valentine?
Bila
dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka
tidak disangsikan lagi bahwa ia telah melakukan perbuatan kekafiran.
Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu
kemungkaran yang besar. Al-Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rohimahulloh
berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi
mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal
memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan,
“Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalaupun
tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram.
Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang
menyekutukan Alloh. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di
sisi Alloh dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan
minum khamer atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama
terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan
tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas
perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri
untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Alloh.” Allohu a’lam bish
showab.
Referensi Buku:
1. Buku
Saku Ada Pemurtadan di Valentine’s Day, Penulis: Tim Yayasan Baitul
Maqdis, Ciracas, Jakarta Timur, Terbitan: YBM/Yayasan Baitul Maqdis (www.baitul-maqdis.com/buku-ada-pemurtadan-di-valentine-days)
2. Buku Saku Ada Apa Dengan Valentine’s Day, Penulis: Tim Yayasan Al–Sofwa, Lenteng Agung-Jakarta Selatan, Terbitan: Dept. Dakwah Yayasan Al-Sofwa (http://www.alsofwah.or.id/download/Ebook%20Valentine.pdf)
*Penulis Muhammad Faisal, S.Pd, M.MPd* Aktivis
Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Kontributor Tulisan di berbagai
Situs-Situs Islam, Praktisi PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal
dan Informal, Alumni S1 FKIP Prodi Pendidikan Luar Sekolah Universitas
Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Serang-Banten, Alumni S2
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (IMNI), Jakarta – Pasca Sarjana,
konsentrasi Manajemen Pendidikan.
(nahimunkar.com)
Posting Komentar