Kita semua tahu bahwa menurut ajaran kristen, arti INJIL adalah "kabar baik". Kita semua juga sudah diberitahu bawa selama 3 tahun masa kenabiannya, Yesus kerap berkeliling dari satu desa ke desa lainnya di seputar Yudea untuk mengabarkan INJIL.
Pak Bagus sudah beberapa kali ini bertanya pada umat kristen, "apakah 'kabar baik' yang disampaikan oleh Yesus dari satu kota ke kota lainnya itu berasal dari sebuah KITAB, atau merupakan rangkaian 'hafalan' di dalam ingatan beliau?"
Meski tidak dapat dijadikan validititasi untuk sebuah pembenaran mutlak, tapi rata-rata mereka menjawab 'hafalan!' Alasannya, sebab menurut iman kristen Yesus adalah INJIL itu sendiri. [Boleh jadi dalilnya adalah 'kabar burung' yang menyebutkan bahwa Yesus adalah firman yang menjelma menjadi manusia]. Wallahualambissawab.
Dengan kata lain, mereka setuju bahwa selama 3 tahun mewartakan INJIL tsb Yesus tidak pernah membawa-bawa KITAB bernama INJIL, kecuali hanya 'kabar baik' yang beliau hafal saja. Artinya, jika kemudian kita bertanya; "INJIL ASLI itu sebetulnya yang mana?", maka berdasarkan penjelasan mereka tadi, jawabannya tentu saja; INJIL yang ASLI adalah Yesus itu sendiri!
Dari penjelasan di atas rasanya kita mendapatkan informasi penting yang memang diperlukan untuk melanjutkan ke pertanyan yang jauh lebih penting lagi, yaitu; "Berdasarkan penjelasan kalian sendiri, maka umat kristen juga harus percaya dan mengakui bahwa sesungguhnya TIDAK pernah ADA yang namanya KITAB INJIL ASLI, atau dengan kata lain, jangan pernah berharap untuk melihat NASKAH ASLI INJIL!
Betul atau salah?"
Sampai di sini, ternyata umat kristen yang Pak Bagus tanyai tsb tiba-tiba saja terpecah menjadi 2 kelompok besar.
Kelompok pertama memilih "ngacir", tentu saja agar terbebas dari kewajiban 'mengiyakan' kesimpulan di atas, sedangkan kelompok kedua nampaknya berusaha tetap konsisten untuk menjawab. Tapi sayangnya, jawaban mereka berobah menjadi 'mbulet' dan tampak jelas tidak lagi didasari oleh argumen logik lain kecuali cuma 'bingung berjamaah' semata.
Hal ini bisa dimengerti, sebab mereka tidak ingin dianggap 'terlibat' dalam sebuah pengakuan iman bahwa terlepas bagaimana pun canggihnya penjelasan umat kristen lainnya nanti, injil-injil kanon bernama Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes itu sejatinya memang BUKAN INJIL ASLI!
Bagaimana mungkin kitab-kitab kanon ini boleh disebut asli jika sebagian besar di antara mereka sendiri sudah mengkui bahwa INJIL yang ASLI adalah Yesus?
Lagipula, injil-injil kanon tsb nyatanya mulai ditulis jauh setelah 'INJIL ASLI' bernama Yesus ini dipercaya 'naik ke langit' untuk duduk di sebelah Bapa di sorga, yakni sekitar abad ke 33M!
Sekedar CATATAN saja:
- Injil Markus ditulis antara tahun 65 s.d 85 M, atau selama 20 tahun, 32 tahun setelah 'kepergian' Yesus.
- Injil Matius ditulis antara tahun 80 s.d 90 M, atau selama 10 tahun, 47 tahun setelah 'kepergian' Yesus.
- Injil Lukas ditulis antara tahun 80 s.d 110 M, atau selama 30 tahun, 47 tahun setelah 'kepergian' Yesus.
- Injil Yohanes ditulis antara tahun 85 s.d 115 M, atau selama 30 tahun, 52 tahun setelah 'kepergian' Yesus.
Bagaimana menurut anda, apakah catatan pendek di atas tidak cukup untuk menjawab tuntutan 'keblinger' sebagian debater kristen agar umat islam menunjukkan INJIL yang ASLI ketika mereka dihadapkan pada issue bahwa INJIL kanonik adalah kitab PALSU?
NB: Argumen di atas tentu akan jauh lebih eksplisit bila dalil-dalil yang digunakan bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw
Posting Komentar