BIBLE STUDY: Kontroversi Paulus Rasul Kristen

keyword: Paulus dari Tarsus, siapa, sejarah, biografi, bagaimana pertobatan paulus, Dusta Paulus, menjawab, Paulus Bohong, Bertemu Yesus, apakah paulus memalsukan alkitab, Rasul Paulus,
Paulus adalah oknum yang paling berjasa dalam pembentukan dogma ajaran dalam kekristenan. Sebagai tokoh yang merupakan fondasi kekristenan, bahkan Michael H. Hart, penulis buku "100 Orang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah Dunia" dalam daftar bukunya konon ragu menempatkan nama Paulus dibawah nama Yesus, pasalnya ajaran kekristenan dan perkembangannya didominasi oleh Paulus Tarsus, dapat dilihat dalam Bible sendiri terdapat 14 (empat belas) surat Paulus yang dikirim kepada jemaat untuk memperkokoh doktrinnya serta surat pengikut Paulus yang mencatat kesaksian Paulus. Surat-surat Paulus yang mengandung kisah dan doktrinnya mendominasi tempat dalam Perjanjian Baru, bandingkan dengan kisah Yesus yang hanya dicatat 4 (empat) Injil Kanonik, itupun kisah yang sama antara penulis Injil Kanonik tentang kelahiran sampai penyaliban Yesus, hanya saja ada perbedaan versi yang menimbulkan beberapa kontradiksi. Bahkan 17 (tujuh belas) tahun kisah Yesus dalam Bible hilang (Tentang ini dapat dibaca Disini). Sebelum membahas lebih jauh, mari kita ketahui siapakah Paulus dari Tarsus ini.



Siapakah Paulus?



Nama aslinya adalah Saulus, lahir di Asia Kecil yang disebut Tarsus tahun 2 Masehi. Nama Paulus merupakan nama latin dari Saul. Ayahnya berasal dari suku Benyamin, termasuk Golongan Yahudi peranakan. Sama seperti ayahnya, awalnya Paulus adalah penganut hukum Taurat yang fanatik akibat didikan ayahnya.



Filipi 3:6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.



Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebudayaan Yunani (Heleneisme), terutama pelajaran filsafatnya, ini karena pada zamannya kota Tarsus merupakan kota perniagaan yang ramai dan merupakan pelintasan dari Timur ke Eropa (Roma). Pada masa itu juga dikota Tarsus terdapat lembaga pendidikan Yunani, candi dewa-dewa, berhala peribadatan Yunani dan tempat hiburan lainnya yang disukai orang-orang Yunani, sehingga ilmu yang didapat Paulus banyak dari persinggungannya terhadap orang Yunani dan kebudayaannya. Berkenaan dengan Ilmu yang dimiliki Paulus, dia mengaku terus terang bahwa dia belajar ilmu kepada orang-orang bodoh, orang-orang bijak dan kepada filosof-filosof yang secara khusus ditujukan kepada orang Yunani:



Roma 1:14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang tidak terpelajar.



Dengan demikian, tergabung dalam dirinya dua pengaruh:

Pertama, pengaruh didikan berdasarkan hukum Taurat yang kuat dari keluarganya.

Kedua, pengaruh kebudayaan Yunani yang mempengaruhi masyarakat dikota itu.

Dua pengaruh tersebut sangat menentukan kehidupan Paulus sebelum dan sesudah Paulus mengaku rasul.



Mengenai Paulus, dia bukanlah orang Nazareth dan bukan pula orang Yerusalem. Hal ini membuktikan sejak muda hingga tua Paulus tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus, semasa hidupnya Paulus tidak pernah bertatap muka dan berhubungan langsung dengan Yesus. Paulus bukanlah murid Yesus juga bukan pengikutnya baik di Yerusalem atau di Nazareth. Bahkan sebaliknya justru Paulus merupakan musuh dari pengikut-pengikut Yesus (Nabi Isa) dan bertindak kejam sekali terhadap mereka. Dia mengambil peranan penting dalam menganiaya orang-orang Nashrani generasi awal. Banyak orang Nashrani dipenjarakannya, dianiaya dalam rumah sembahyang, dan dipaksa menyangkal Yesus atau Nabi Isa. Paulus juga menyetujui pembunuhan terhadap orang Nashrani karena dia juga memandang para pengikut Yesus hanya sebagai ancaman agama dan politik terhadap negara. Oleh karena itu dia menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat pedih dan mengusir mereka baik di dalam ataupun di luar Yerusalem (Al-Quds).



Kisah Para Rasul 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Galatia 1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.

I Korintus 15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.



Nashrani generasi awal yang dimaksud bukanlah yang menuhankan Yesus atau mengakui Yesus sebagai Tuhan, melainkan yang berpendirian tetap bahwa Yesus hanyalah utusan Allah, yang setelah munculnya kekristenan Paulus yaitu Trinitarian, Nashrani pertama tersebut akrab dikenal sebagai kaum Unitarian yang dari keputusan konsili Nicea 325 H yang didominasi Trinitarian, kaum Unitarian kemudian ditangkap, disiksa, dibunuh dan dianggap sesat karena mempertahankan ajaran Tauhidnya.



Benarkah Paulus Seorang Rasul?



Setelah mengetahui bahwa pada dasarnya Paulus bukanlah siapa-siapa dari Yesus, bukan muridnya, tidak pernah dinubuatkan bahkan adalah musuh pengikutnya, sekarang kontroversi yang akan dibahas adalah pengakuan Paulus sebagai rasul. Terkait kerasulannya, dongengnya seperti ini: "Ketika Paulus diserahi tugas untuk menganiaya, membunuh, dan menghabisi umat Nashrani (Bukan Kristen, karena Kristen produk Paulus jauh sesudah Nashrani) dari Yerusalem menuju Damsyik, tiba-tiba Paulus melihat cahaya dari langit (Ini kesaksian Paulus sendiri, bukan dari orang lain) lalu didengarnya suara mengatasnamakan Yesus. Dan dari suara itu, kata Paulus, Yesus telah mengangkatnya sebagai rasul!" Dongeng tersebut dicatat Lukas yang merupakan dari kesaksian Paulus seorang:



Kisah Para Rasul 9:1-9

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.

9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.



Surat ini dicatat Lukas, murid Paulus yang hanya mendengar cerita ini dari Paulus sendiri dan bukanlah saksi mata dari perjalanan Paulus. Lukas tidak pernah berjumpa dengan Yesus, dia adalah seorang tabib kemudian beralih profesi menjadi alat Kristen. Mungkin dia terpengaruh oleh Paulus yang terlalu banyak berbicara dongeng menakjubkan terkait ambisinya untuk meniadakan Taurat dan Injil.



Berita tentang Paulus yang mendapat ilham dari Yesus ketika didekat kota Damsyik sebagaimana yang diterangkan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul sendiri ternyata kontradiktif satu dengan yang lainnya:



Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 9:7

"Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun."

Tetapi dalam Kisah Para Rasul 22:9

"Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar."



Dalam KIS 9:7 dikatakan teman seperjalanan Paulus mendengar suara itu tapi tidak melihat sumber suara, sedang dalam KIS 22:9 justru sebaliknya bahwa teman seperjalanan Paulus melihat sumber suara tapi suara tersebut tidak mereka dengar. Kesaksian Paulus yang mana yang harus dipercaya?



Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 9:4

"Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

Tetapi dalam Kisah Para Rasul 26:14

"Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang."



Dalam KIS 9:4 dikatakan Paulus (tunggal) sendiri rebah ketanah, sedang dalam KIS 26:14 dikatakan bukan hanya Paulus yang rebah, tapi teman seperjalannya (jamak) juga ikut rebah. Kesaksian Paulus yang mana yang harus dipercaya?



Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 9:8

"Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik."

Tetapi dalam Kisah Para Rasul 26:16

"Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti."



Dalam KIS 9:8 diceritakan bahwa Paulus setelah bangun buta dan tidak dapat melihat apa-apa, sedang dalam KIS 26:16 diceritakan setelah Yesus bangun dia melihat Yesus menampakkan diri dan menerima tugas pelayanan, berarti tidak buta. Kesaksian Paulus yang mana yang harus dipercaya?



Menurut pengetahuan psikologi (ilmu jiwa), jika seseorang menceritakan beberapa kali sebuah peristiwa yang sama dan ceritanya berbeda-beda dan kontradiktif satu dengan lainnya padahal kisahnya tersebut dari mulutnya seorang, dapat divonis cerita itu "Bohong" atau "Rekayasa". Dengan demikian dapat disinyalir pembawa cerita mengalami gangguan saraf alias tidak normal. banyak Teolog berpendapat bahwa Paulus ketika itu mengalami tekanan jiwa akibat dua hal:



1. Saat itu hari sangat panas karena tengah hari (Kisah Para Rasul 22:6). Paulus sudah hampir tiba di Damsyik. Kenyataan ini menunjukkan dia sudah kelelahan dan kepayahan ketika akan mencapai tujuannya dengan berjalan kaki (long mars) dari Yerusalem.

2. Pikirannya bingung dengan luapan emosi tak terkontrol untuk segera menyiksa umat Nashrani. Akibatnya Paulus jatuh pingsan. Ketika sadar, suara hatinya menegurnya agar tidak lagi berlaku kejam terhadap orang Nashrani, lalu dikhayalkan seolah Yesus lah yang menegurnya. Dari sinilah kesaksian Paulus menjadi-jadi. Seandainya Paulus orang sadar, seharusnya dia berhenti dari kejahatannya dan tidak perlu berusaha merusak ajaran Yesus dengan ajaran yang dibangunnya. Tapi apa daya suara hatinya tidak cukup mampu untuk membangunkan Paulus dari kejahatannya, dia hanya beralih profesi dari penganiayaa jemaat menjadi penyesat jemaat, ini membuatnya memiliki misi baru yaitu merusak ajaran Yesus dari dalam. Dengan bekal ilmu filsafat Yunani dan kepiawaiannya berbicara, akhirnya dia berhasil mengangkat dirinya menjadi rasul pada ajaran yang dibangunnya sendiri berdasar teologi mazhab STOA yang dapat menyamakan kedudukan Tuhan dengan makhluk ciptaan-Nya.



Secara realistis kerasulan Paulus diangkat dari pengakuannya sendiri tanpa adanya rekomendasi dari Yesus apalagi dari Tuhan.



Nubuat Penyesatan Paulus



Banyak dalam nubuat Yesus mensinyalir kepada muridnya agar selalu "Waspada" terhadap berbagai penyesatan.



Matius 7:15 Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.



Pertanyaannya, apakah Paulus adalah "serigala"? Jawabannya tentu "Iya", semua Kristiani sendiri mengetahui bahwa sebelum pengakuan Paulus mengaku rasul, dia adalah Penganiaya pengikut Yesus serta jalan Tuhan sampai mati, ganas tanpa batas dan penghujat (Filipi 3:6; Kisah Para Rasul 8:1-3; 22:4-5; 26:10-11; Galatia 1:13; I Timotius 1:13; I Korintus 15:8-9; Kisah Para Rasul 9:1-2), Setelah pengakuan Paulus bahwa dia diangkat menjadi rasul, lalu apakah yang terjadi dengan ajaran Yesus? Benarkah Paulus melestarikan ajaran Yesus atau malah merusak ajaran Yesus? Jawaban dari pertanyaan ini sangat menentukan. Tanpa ada niat kami untuk menjudge tanpa dasar, Lihat perbedaan dasar-dasar ajaran Yesus dan Paulus:



a. Semua khotbah Yesus dalam Injil Kanonik menitikberatkan tentang "Kerajaan Allah yang akan datang", sedangkan Paulus menitikberatkan pada "Kedatangan Yesus pada kali yang kedua". Kedatangan kali yang kedua dipahami Kristiani bahwa Yesus akan datang sebagai Tuhan untuk menghakimi manusia, tentu ini penyesatan yang berbeda dengan ajaran Yesus.



b. Yesus tidak pernah membicarakan tentang "dosa warisan", Yesus mengajarkan anak-anak itu suci dan empunya kerajaan sorga:

Markus 10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.



Perjanjian Lama secara eksplisit membantah adanya dosa waris:

Ulangan 24:16 Jangan ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.



Sebaliknya ini merupakan ajaran Paulus:

Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.



c. Yesus mengajarkan "Pengampunan dari Tuhan bagi orang yang bertobat melalui ucapan, sikap, dan perbuatan", sedangkan Paulus mengajarkan "Pengampunan Tuhan atas dosa manusia semata-mata karena pengorbanan penyaliban Yesus Kristus dikayu salib

".



Ajaran Yesus dan Paulus mustahil dapat didamaikan selagi manusia bersikeras pada prinsip salah alias tidak jujur mengakui kesesatan dan kelemahan tulisan Paulus



d. Yesus tetap mengakui legitimasi "Hukum Taurat" berlaku bagi para pengikutnya:

Matius 5:17-19

5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.



Sementara Paulus berpendapat "Hukum Taurat" sudah diganti dengan "iman kepada penyaliban Yesus" dalam rangka menebus dosa manusia:

Galatia 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.



Dengan demikian, menurut Paulus, syariat Tuhan tidak berlaku lagi padahal Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya sesuai perkataan Yesus.



e. Yesus mengajarkan Injil dalam lingkungan Yahudi dan melarang muridnya menyimpang dari jalan bangsa lain selain umat Israel:

Matius 15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Matius 10:5-6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.



Sedangkan Paulus menafsirkan Injil berlaku pula pada umat non-Yahudi:

Roma 11:13 Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku,

Kisah Para Rasul 13:46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.



f. Yesus disunat sesuai ajaran Taurat:

Lukas 2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.



Perjanjian Lama sangat menekankan perintah sunat:

Kejadian 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.



Sebaliknya Paulus menganggap bersunat tidaklah penting:

Galatia 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.



Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal antara Allah dengan Abraham dan keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.



g. Yesus menolak dirinya dipertuhankan, dia sendiri mengaku hanya utusan Allah Yang Maha Esa:

Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.



Sedangkan Paulus mengangkat Yesus sebagai tuhan:

I Korintus 8:6 Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.



Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan dengan Tuhan Allah. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.



Masih banyak perbedaan antara ajaran Yesus serta ajaran Paulus/Kristen, agaknya dasar pokok ajaran diatas sudah cukup mewakili karena masih banyak nubuat-nubuat yang disampaikan Yesus untuk selalu "Waspada" yang akan dibahas selanjutnya. Jika pertanyaanya dikembalikan apakah Paulus melestarikan ajaran Yesus atau malah merusak ajaran Yesus? Atau sederhananya benarkah Paulus serigala berbulu domba itu? Biar diri anda sendiri yang menjawabnya.



Nubuat Yesus lainnya dapat dilihat:

Matius 24:4-5 Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

Markus 13:5-6 Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

Lukas 21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.



Yesus memperingati muridnya agar waspada terhadap penyesat yang akan datang atas nama Yesus serta mengaku dan berperilaku seakan sebagai mesias, redaksi Lukas mencatat bahwa saatnya sudah dekat. Dalam surat Paulus memang tidak ada ayat yang secara eksplisit mengatakan Paulus mengaku sebagai mesias, tapi mengingat sepak terjang Paulus dalam membengkokkan ajaran Yesus serta memutarbalikkannya, jadi Paulus dapat dikatakan "penyelamat" Kristen, bukan ajaran Yesus, karena jelas Kristen adalah produk buatan Paulus.



Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.



Dogma keselamatan yang diyakini Kristiani semuanya hanya berdasarkan inisiatif Paulus belaka, bukan jalan yang diperkenankan Yesus untuk memporoleh hidup yang kekal. Simak cara Paulus menguatkan statusnya:



Mulanya Paulus mengaku diangkat sebagai rasul dan mulai mengirimkan surat kepada Jemaat:

Roma 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.



Paulus kemudian memaksakan kehendaknya untuk diakui sebagai rasul:

I Korintus 9:1-3

9:1 Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?

9:2 Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.

9:3 Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku.



Terlihat jelas dalam keadaan terdesak atas tuduhan orang Korintus terhadap dirinya, membuat Paulus berargumen "Bukankah aku adalah rasul?". Secara filosofis makna kalimat ini mengandung unsur kesombongan sekaligus kekhawatiran dan ketakutan terbongkarnya rahasia bahwa dia bukanlah seorang rasul.



Setelah statusnya membaik dalam masyarakat, Paulus mulai membanggakan diri dan ingin derajatnya disandingkan dengan rasul lain bahkan lebih.



II Korintus 12:11 Sungguh aku telah menjadi bodoh; tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikit pun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu.



Seperti yang kita lihat bahwa Paulus mengakui kebodohannya secara terang-terangan, meskipun demikian dia berusaha untuk mendapatkan simpati dan pujian dari masyarakat.



Seiring statusnya makin menanjak, lalu apa yang terjadi?

I Korintus 4:15-16 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!



Perhatikan "akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu", secara tersirat Paulus mengatakan bahwa dia sama dengan Yesus dan mengatakan dia adalah "bapa" bagi pengikutnya. Ayat ini secara implisit merupakan pengakuan bahwa Paulus setara dengan Yesus dengan kata lain tuhan! Paulus juga menyuruh orang-orang untuk mengikuti teladannya, bukan teladan Yesus. Teladan apa yang mungkin dapat ditiru dari pribadi Paulus?



Paulus adalah seorang pendusta:

Roma 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?

Filipi 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.



Secara jujur Paulus mengakui bahwa dia berdusta atas Nama Allah dan Yesus, meskipun begitu dia tetap saja memberikan alasan-alasan yang tidak mendukung dalam membela diri.



Paulus bersifat bunglon dan munafik.

I Korintus 9:20-22

9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.

9:21 Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.

9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.



Dalam meluluskan usahanya, Paulus melakukan berbagai cara yang egoistis atau mau menang sendiri, terlihat dalam suratnya Paulus menjadi apa saja untuk beradabtasi kepada masyarakat agar mendapatkan banyak pengikut. Dari sini dapat dideteksi bahwa Paulus bukanlah seorang rasul. Dalam kondisi apapun, seorang rasul dan nabi tidak mungkin melakukan yang seperti Paulus lakukan dalam membuat orang-orang percaya kepadanya. Seorang rasul dan nabi dari Allah sewaktu dihadapkan pada umatnya yang masih kafir, tidak mungkin mau ikut-ikutan atau pura-pura kafir untuk menjadikan umatnya sebagai pengikutnya, tidak mungkin seorang rasul dan nabi sewaktu diutus kepada kaum penyembah berhala, malah menjadi orang penyembah berhala juga. Seorang rasul dan nabi dalam menyebarkan ajaran Allah melalui cara transparan dalam mengenalkan ajarannya walaupun awalnya dia dimusuhi. Seorang rasul akan mengenalkan ajaran tersebut dengan intensif tanpa metode "bunglon" seperti yang dilakukan Paulus. Dari sini jelas bahwa Paulus bukanlah rasul pembawa ajaran yang benar, karena yang dia lakukan hanyalah berusaha merekrut pengikut sebanyak-banyaknya, menjadi segala-galanya agar orang-orang mau mendengar perkataannya yang menipu.



Secara terang-terangan Paulus mengakui kelicikannya:

II Korintus 12:16 Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.



Pada intinya apa yang ingin ditekankan Yesus dalam nubuatnya adalah "waspadalah terhadap penyesatan", sebelumnya telah diketahui bersama tentang perbedaan ajaran Yesus dan Paulus, walaupun telah jauh melangkah, kita belum selesai membahas penyesatan yang dilakukan Paulus dan kerasulan palsunya.



Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa dalam diri Paulus tergabung dua pengaruh, yaitu pengaruh hukum Taurat dan pengaruh kebudayaan Yunani (Heleneisme), dalam babak inilah pengaruh filsafat Yunani bekerja dalam mengembangkan ajarannya. Aliran filsafat Yunani yang sangat berpengaruh saat itu ialah aliran "STOA" yang pantheistis menganggap Tuhan dan makhluk merupakan suatu kesatuan sedzat atau satu substansi dan hanya berbeda dalam penglihatan bentuk. Sejak muda Paulus menekuni ilmu filsafat dan kebudayaan Yunani (Heleneisme) dibawah bimbingan Yahudi terkemuka, yakni Gamaliel. Olehnya ajaran Paulus sangat dipengaruhi filsafat klasik Yunani, terutama dari mazhab STOA pantheistis. Dari sinilah Paulus mulai berangan-angan dan dengan mudah mengeluarkan serta mendeskreditkan ke seluruh dunia Kristen bahwa Yesus yang lahir dari Roh Kudus melalui perawan Maria dianalisisnya dengan teori filsafat spekulatif sebagai penjelmaan tuhan dalam bentuk manusia.



Filipi 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita



Tak heran hingga saat ini umat Kristen tetap mempertahankan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat tanpa memahami dari mana asal-usul rumus ketuhanan tersebut.



Bila dilihat dalam surat-suratnya, Paulus adalah sosok manusia yang terlalu banyak berbuat dosa, hidupnya penuh hawa nafsu, padahal dia tahu bahwa hukum Taurat meneliti segala bentuk dosa walau sekecil-kecilnya. Harapan masuk sorga berdasarkan amal perbuatan sebagaimana ajaran Taurat baginya sudah putus. Selain itu walaupun pengetahuannya dalam tapi kehidupan duniawinya berantakan, dia tidak memliki istri dan tubuhnya lemah akibat kurang sehat. Keputus asaan ini berkecamuk dan menghantuinya. Dalam komplikasi jiwa yang seperti itulah Paulus mempelajari riwayat Yesus dari kelahiran, penyaliban sampai kebangkitannya, kemudian dirumuskannya dengan tafsiran secara filosofis pantheistis aliran STOA. Dari sini Paulus menemukan jalan keluar dari komplikasi jiwanya sendiri. Dia merumuskan bahwa semua manusia terbelenggu dalam rantai dosa yang tidak terhindarkan, sehingga dibutuhkan pengorbanan juru selamat yang dia rumuskan melalui kematian Yesus dikayu salib sebagai penebus dosa manusia, sehingga dosa dan amal tidak penting lagi asal mempercayai rumus penebusan dosa Yesus ciptaan Paulus. Hukum Taurat pun juga tidak berlaku dan dianggap kutuk.



Galatia 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"



Dengan semangat, dogma penebusan dosa yang dirumuskan Paulus tersebut dengan didasari filosofisme pantheistis STOA yang bagi Paulus merupakan "obat" bagi kejiwaannya dia masukkan dalam ajaran barunya Kristen dan merasa bahwa apa yang dirumuskannya ini harus pula diyakini dunia.



Dalam surat-suratnya dapat kita lihat bagaimana Paulus dengan segala keahliannya membangun, membentuk, dan mengembangkan agama sendiri (Kristen) di luar kode etik institusi keagamaan Yahudi. Kita dapat melihat bagaimana Paulus telah memutarbalikkan ajaran Yesus yang pada dasarnya Tauhid menyembah kepada Allah Yang Maha Esa menjadi sebuah agama filosofis yang dikembangkan dengan berbagai dogma berdasar inisiatif dan pengetahuannya dalam kebudayaan Yunani.



Paulus Dan Farisi



Sinyalir Yesus lainnya kepada muridnya untuk waspada terhadap orang Farisi.



Matius

16:6 Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

16:11 Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

16:12 Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Lukas 12:1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Markus 8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."



Dalam banyak tempat di Bible, Yesus senantiasa mengecam orang Farisi.



Matius

23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

23:14 [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]

23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh



Dari kecaman-kecaman Yesus diatas, dapat diketahui bahwa golongan orang Farisi adalah seorang yang munafik, menyesatkan seseorang masuk kedalam kerajaan sorga, bersifat penipu, memasukkan seseorang dalam ajaran yang menuntun keneraka dan memperburuk orang tersebut, mengabaikan hukum penting Taurat, tampak manis diluar tapi pribadi dirinya rusak, dalamnya penuh dengan kebusukan, memberhalakan nabi dan orang saleh, serta lain sebagainya.



Kemunafikan orang Farisi terlihat dalam alur kisah berikut:

Matius 15:1-9

15:1 Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata:

15:2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."

15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?

15:4 Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.

15:5 Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah,

15:6 orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.

15:7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:

15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."



Bahkan dalam surat diatas, nubuat Yesaya secara khusus ditujukan kepada orang Farisi.



Yohanes pun ikut dalam mengecam orang Farisi sebagai keturunan ular bludak:

Matius 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?



Dalam Bible, orang Farisi adalah orang yang paling keras kepala dalam kesesatan, keras menentang ajaran Yesus serta tidak percaya mukjizatnya dan sering mempertanyakan apa yang diajarkan Yesus dengan nada sombong mengejek. terlihat dalam Bible orang Farisi banyak mencobai Yesus.



Matius 12:38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."

Matius 12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.



Matius 22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.

Matius 22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?



Yesus mengetahui kebusukan dalam hati orang Farisi, itulah mengapa dalam Bible Yesus selalu mengecam orang farisi sewaktu berhadapan dengan perkataan angkatan jahat tidak setia, munafik dan lain sebagainya. Begitu juga sewaktu Yesus mengusir setan dari orang yang kerasukan, bagaimanakah tanggapan orang Farisi?



Matius 9:34 Tetapi orang Farisi berkata: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."



Orang Farisi pun bersekongkol membunuh Yesus:

Matius 12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.



Lalu apa korelasinya orang Farisi dengan Paulus? Sangat berkorelasi, karena Paulus mengaku sebagai orang Farisi:

Kisah Para Rasul 23:6 Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."

Filipi 3:5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,



Paulus adalah seorang Farisi, dan seperti dipaparkan diatas bahwa orang Farisi adalah seorang yang munafik, menyesatkan seseorang masuk kedalam kerajaan sorga, bersifat penipu, memasukkan seseorang dalam ajaran yang menuntun keneraka dan memperburuk orang tersebut, mengabaikan hukum penting Taurat, tampak manis diluar tapi pribadi dirinya rusak, dalamnya penuh dengan kebusukan, memberhalakan nabi dan orang saleh. Jelas ciri ini semua adalah perangai Paulus sebelum dan setelah dia mengaku rasul. Telitilah satu persatu ciri tersebut secara nyata merupakan pribadi Paulus yang berperan dalam membangun dogmanya keagamaannya. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa orang Farisi adalah yang paling keras kepala dalam menerima kebenaran, bahkan mukjizat yang ditunjukkan Yesus dihadapan mereka hanya dijadikan bahan olokan bahwa itu merupakan pekerjaan sihir dan setan. Bagaimana dengan Paulus yang pada dasarnya tidak pernah bertatap muka dengan Yesus secara langsung?



Yesus sudah mensinyalir sebelumnya untuk waspada terhadap orang Farisi terutama kemunafikannya, disaat ada orang Farisi mengaku bertobat, tiba-tiba mengaku diangkat sebagai rasul, haruskah kesaksiannya dipercaya dimana apa yang dia lakukan bukanlah menegakkan ajaran Yesus tapi justru merusaknya besar-besaran seperti yang dipaparkan sebelumnya?



Bahkan Yohanes pun tidak menerima baptis bagi orang Farisi:

Matius 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?



Sebelumnya dikatakan bahwa Paulus adalah sosok yang terlalu banyak dosa, singkatnya dia meracik dogma sendiri untuk menghilangkan komplikasi jiwanya terhadap ketakutannya dari dosa, yaitu dengan mengatakan semua manusia ternoda dosa waris, kemudian menjadikan Yesus sebagai kambing hitam penebus dosa. Pertanyaannya, dapatkah Paulus melarikan diri dari murka yang akan datang dengan dogma sesat seperti itu? Dapatkah seorang Paulus yang adalah Farisi keturunan ular bludak bebas dari dosanya dengan pengajaran dan keagamaan sesat yang dianutnya?



Yesus berkata:

Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.



Secara eksplisit Yesus menyuruh untuk menghindari kehidupan keagamaan orang Farisi, karena siapa yang kehidupannya keagamaannya tidak lebih baik dari orang Farisi, tidak akan masuk dalam kerajaan sorga dengan kata lain jalurnya ke Neraka. Ironisnya kekristenan malah dibangun oleh seorang Farisi yaitu Paulus dimana pengikutnya (Kristen) selalu menuruti perkataan Paulus. Bagaimana mungkin hidup keagamaan lebih baik dari orang Farisi kalau omongan orang Farisi tersebutlah yang dituruti dan diimani? Dalam nubuat Yesaya, Yesus menyampaikan secara khusus kepada orang Farisi nubuat tersebut.



Matius 15:7-9 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."



Apakah nubuat ini belum cukup jelas bagi Kristiani bahwa yang dimaksud dalam nubuat tersebut adalah Paulus dan ajarannya Kristen? Beribadah dengan ajaran dari perintah manusia! Sejauh ini masihkah Kristiani mengakui kerasulan Paulus? Selama hidupnya, Yesus sama sekali tidak pernah berhubungan baik dengan orang Farisi, Yesus sangat membenci orang Farisi dapat dilihat dari kecamannya terhadap orang Farisi, begitu juga sebaliknya. Sangat irasional jika dikemudian hari Yesus malah menunjuk orang Farisi sebagai pelanjut ajarannya, padahal jelas Yesus menyuruh waspada terhadap kemunafikan dan buah dari penyesatan orang Farisi. Dan terbukti Paulus sama sekali tidak menegakkan ajaran Yesus. Yesus pun menubuatkan berbagai penyesatan orang Farisi yang jelas mengarah ke Paulus, yang manakah yang harus Kristiani percaya, nubuat Yesus atau kesaksian Paulus yang adalah Farisi ini? Jika Paulus benar adalah rasul, sudah pasti dia dinubuatkan oleh Yesus sebagai pelanjut ajarannya, bahkan seharusnya nubuatnya ada dalam Perjanjian Lama, pasalnya dalam keyakinan Kristen, Paulus adalah tokoh rasul terbesar, tapi nyatanya tidak ada, hanya nubuat penyesatanlah yang secara terang-terangan mengarah kepadanya menunjukkan dia adalah rasul palsu. Sekali lagi, setelah melangkah sejauh ini, masihkah kerasulan Paulus yang diangkat oleh dirinya sendiri dapat dipertahankan?



Pengakuan Kontroversial Paulus



Masih banyak dalam surat-surat Paulus berbagai perkataan dan pengakuan kontroversial terkait dirinya dan ambisinya meniadakan ajaran Yesus yang tidak akan habis dibahas disini. Paulus memang sosok yang sangat kontroversial, sebelum dan sesudah dia mengaku rasul, dalam suratnya tidak habis berbagai pengakuan yang mustahil dipercaya. Salah satunya pengakuannya berikut:



Galatia 1:15-16 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;



Dalam surat Galatia diatas, Paulus mengatakan bahwa dia telah dipilih Tuhan untuk memberitakan Kristus sejak dalam kandungan. Pertanyaanya, jika memang Paulus telah dipilih sejak dalam kandungan, lalu mengapa dia terlahir bukan sebagai murid Yesus? Mengapa Paulus dalam kehidupannya tidak pernah berhubungan dengan lingkungan Yesus sama sekali? Justru Paulus selama hidupnya malah menjadi penganiaya dan pembunuh jemaat pengikut Yesus, sangat bertolak belakang dengan pengakuannya bahwa dia telah dipilih sejak kandungan.



Ini merupakan pengakuan yang mustahil diterima mengingat latar belakang Paulus, selain itu hal yang tidak mungkin jika Paulus telah dipilih sejak kandungan, bagaimana dia mengetahui dipilih jika masih dalam kandungan? Semenjak kelahiran dia terdidik sebagai penganut Taurat dan kepercayaan pagan Yunani, dewasa dia bekerja sebagai penganiaya dan pembunuh jemaat, setelah mengaku rasul malah mengklaim dipilih Tuhan sejak dalam kandungan, bukankah ini pengakuan yang sangat tidak rasional dan tidak dapat diterima akal? Satu-satunya yang rasional disini adalah ini merupakan pengakuan bohong dan dusta dari seorang rasul palsu yang suka berangan-angan. Paulus adalah pemalsu yang suka berimajinasi, tidak heran melihat pengakuannya yang mustahil dipercaya itu.



Akhir Hidup Paulus



Sebagai sosok yang kontroversial, akhir kehidupan Paulus pun juga cukup kontroversial. Paulus pernah menubuatkan (lebih tepatnya meng'imajinasikan') dalam suratnya bahwa Yesus akan turun, kemudian dia dan seluruh pengikutnya yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan Yesus dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.



I Tesalonika 4:15-17

4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.

4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.



Dalam ayat tersebut Paulus mengatakan bahwa dia dan pengikutnya yang masih hidup tidak akan mati mendahului mereka pengikut Yesus yang telah meninggal sampai kedatangan Tuhan. Paulus mengatakan mereka akan hidup sampai Yesus sendiri turun dari sorga dan mereka akan diangkat bersama-sama kedalam kerajaan sorga kemudian hidup selama-lamanya. Apa yang dinubuatkan Paulus ini meleset jauh dan tidak terjadi, angan-angan Paulus harus berakhir dengan kenyataan bukan Yesus yang menjemput Paulus, melainkan pedang kaisar Nero yang memenggal leher Paulus di Roma tahun 64 M. Perjanjian Lama mengatakan:



Yeremia 23:32 Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya serta menyesatkan umat-Ku dengan dustanya dan dengan bualnya. Aku ini tidak pernah mengutus mereka dan tidak pernah memerintahkan mereka. Mereka sama sekali tiada berguna untuk bangsa ini, demikianlah firman TUHAN.



Bible tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey.

*****



“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".” (QS. Al-Maa'idah 5:77)



Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya

Salam Bagi Kaum Yang Mengikuti Petunjuk

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama