Konsep dan akidah yang berbeda secara prinsip terhadap sosok Yesus bagi umat Islam dan Kristen adalah kalau Kristen memandang Yesus sebagai Anak Allah, sedangkan Islam memandang Yesus semata-mata sebagai seorang Rasul Mulia utusan Allah swt Tuhan semesta Alam, sama dengan Adam, Ibrahim, Musa, dan Muhammad saw.
Tentu “tidak bijak” bila kita umat Islam secara semena-mena harus membantah sabda Yesus (Isa al-Masih tersebut) sementara pada sisi lain kita harus meyakini bahwa Yesus adalah seorang Rasul Allah sama seperti Musa.
Apakah itu berarti umat Islam menerapkan standar ganda? Tidak juga! Contohnya keimanan yang menyatakan bahwa Yesus Anak Allah jelas-jelas akan di tolak oleh umat Islam, apalagi ada yang berpendapat kalau Paulus itu seorang Rasul, umat Islam jelas-jelas akan membantahnya. Inilah sebabnya umat Islam tidak akan pernah menjadi Kristen penganut Trinitas. Dikaitkan dengan hal itu Nabi Muhammad bersabda :
“Jika kamu dengar riwayat-riwayat dari Ahli Kitab (Yahudi & Nasrani) janganlah kamu benarkan dan jangan pula kamu dustakan, terima saja menurut keadaannya.”
Artinya : umat Islam tidak boleh semena-mena menerima atau menolak sebuah berita dari Yahudi & Nasrani berkaitan dengan Yesus, harus diseleksi kebenarannya.
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran Bani Israil berkatalah ia “Siapakah yang akan menjadi penolong untuk menegakkan agama Allah?” Para Hawariyyin (murid-murid/sahabat-sahabat setia) menjawab, “Kami penolong-penolong agama Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri.”
(QS. Ali-Imran 52)
Jelaslah bahwa kapasitas Isa as (Yesus) adalah sebagai seorang Rasul yang meminta bantuan murid-muridnya dalam melindungi agama Allah. Isa (Yesus) sendiri membenarkan ajaran Musa (Taurat). Perhatikan sabdah Isa berikut :
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka karena mereka mengajarkan tetapi tidak mau melakuakan.”
(Matius 23:2-4)
Dari penjelasan dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab (Injil) di atas, bahwa kapasitas Yesus seorang rasul juga seperti Musa (sebagai pembawa risalah Taurat). Bukankah Yesus selain diajarkan Injil, juga diajarkan Hikmah dan Taurat oleh Allah. Perhatikanlah ayat Al-Qur’an berikut :
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Alkitab (kitab-kitab sebelumnya), Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israil.
(QS. Ali-Imran 48-49)
Sangat jelaslah pula bahwa Yesus bukanlah pembawa risalah baru, ia adalah penerus Taurat dan Zabur. Yesus risalah Musa, dan Yesus adalah seorang Rasul untuk Bani Israil.
Sebagaimana Musa sebelumnya juga pernah diutus kepada Bani Israil, namun setelah perkembangannya beberapa abad kemudian kaun Israil telah menyelewengkan Taurat & ajaran Musa. Itu sebabnya Yesus diutus untuk meluruskan ajaran Taurat (mereformasi) kembali kepada ajaran Taurat yang sebenarnya.
“Berkata Isa,”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberikan Alkitab (injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi (Rasul).”
(QS. Maryam 30)
Hal ini pulalah yyang pernah dikatakan Yesus kepada iblis meminta Yasus menyembah Iblis (ketika Yesus dicobai iblis). Pada saat itu Yesus menyatakan bahwa iblis harus menyembah Allah. Jelaslah bahwa Yesus bukan Allah dan iblis pun “seharusnya” memang hanya kepada Allah pual, bukan kepada Yesus.
Ini sama sekali Yesus sama dengan kita hanya manusia biasa yang hanya memiliki keleihann ditunjuk menjadi Rasul dan diberikan berbagai mukjizat seperti dapat berjalan diatas air, menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit kusta dan butadan sebagainya.
“Sesungguhnya, Allah Dialah Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus.
(QS. Az-Zukhruf)
“Wahai Ahli-Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhanya al-Masih Isa Putera Mariyam (Yesus) itu, adalah utusan (rasul) Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasulNya dan jangan kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang ada dilangit dan dibumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk menjadi Pemelihara.”
(QS. An-Nisa 171)
Kalau kita membaca cerita-cerita tentang rasu-rasul, maka hitu terasa miris, mengapa demikian. Sama dengan Nuh, Ibrahim, Musa, dll yang mendapat tugas berat justru kadang mereka dibunuh, dan dicerca. Bahkan Yesus pun juga dicerca oleh Yahudi Farisi sebagai utusan setan, lihat ayat berikut :
“Dengan Kuasa penghulu setan Ia (Yesus) mengusir setan.”
(Matius 9:34)
Jadi Yesus dianggap (pemimpin) setan, oleh Yahudi Farisi. Hujatan itu kini juga ditimpakan kepada Muhammad oleh umat non-Islam sebagai penerima wahyu dari iblis/setan Gua Hira. Ketika Yesus ditolak di Nazaret, Yesus bersabda :
“Seorang Nabi dihormati dimana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri.”
(Markus 6:5)
Pernyataan Yesus itu benar sekali kalau Yesus sebagai seorang nabi/rasul yang lahir di Nazaret ditolak oleh orang di kota Nazaret, demikian juga Musa ditolak di Mesir dan juga Muhammad ditolak di tempat kelahirannya sendiri yakni kota Mekkah, hingga Muhammad harus hijrah (pergi) meninggalkan kota Mekkah ke Madinah.
Ada banyak sekali kesempatan Yesus memperkenalkan diri sebagai seorang Nabi :
1.Matius 13:57
”Lalu mereka kecewa dan menolak Dia, maka Yesus berkata kepada mereka, “ Seorang nabi di hormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan dirumahnya.”
2.Markus 6:44
“Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali ditempat asalnya sendiri, diantara kaum keluarganya dan dirumahnya.”
3.Lukas 4:24
“Aku berkata kepadamu : “Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat aslnya.”
4.Lukas 13:33
“Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seoranag nabi dibunuh kalau tidak di Yersakem.”
5.Matius 21:11
“Dan orang banyak itu menyahut, “Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.”
Yesus juga mengatakan bahwa dia adalah utusan Tuhan :
1.Matius 10:40
“Barang siapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”
2.Yohannes 13:16
“Aku berkata kepadamu, “Sesungguhnya seorang hamba itu tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.”
Pada ayat ini Yesus dengan jelas membedakan antara dirinya dan Yang Mengutusnya.
3.John (Yohannes) 17:3
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
Ayat ini dengan jelas menyebutkan tentang dua hal yang berbeda, dengan demikian mengatakan Yesus dan Tuhan itu satu sama dengan mengatakan ayat Injil ini “bualan” yang tidak ada artinya sama sekai.
Posting Komentar