Fadhilah Jihad



Oleh:M.Mukhlis*

ý  Makna Jihad

          Makna Jihad secara umum adalah mengerahkan segala kemampuan baik dengan perkataan atau perbuaata untuk melawan setiap musuh-musuh[1], Bik mush yang ada pada diri sendiri seperti kebodohan, kemalasan, dan hawa nafsu, setan yang mengganggu dirinya, orang-orang yang menzhalimi dirinya, atau melawan orang kafir dan munafik.

Adapun makna jihad dalam istilah syar`I yang lebih khusus yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi Saw adalah mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi orang kafir yang tidak memiliki jaminan keamanan.[2]



ý  Keutamaan Jihad Fisabilillah

          Tidak ada satupun yang meragukan bahwa Islam akan lebih tinggi dengan jihad fisabilillah. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda:

وأعلموا ان الجنة تحت ظلال السيوف(

“Dari Abdullah  bin Aufa RA. Berkata:Rasulullah Saw bersabda:ketahuilah oleh kalian bahwa surga itu ada di bawah naungan pedang (jihad)”.{HR;Bukhori & Muslim}



Takhrij Hadits

          kitab  Musnad Ahmad bin Hambal bab Baqiyyatu Hadits Abdullah bin Aufa juz 4 halaman 353 hadits 19137. Shohih Muslim bab Tsubutul Jinah Lil Syahid juz 3 halaman 1507 hadit 1902.shahih Bukhori bab al-Jannatu Tahta bariqatu al-Suyuf, juz 3 halaman 1037 hadits 2663.

          Sangat banyak dalil menjelaskan keutamaan jihad fi sabilillah, bahwa jihad adalah amalan yang utama dalam agama Islam. Berikut ini diantaranya:



حدثنا علي بن عبد الله قال حدثنا الوليد بن مسلم قال حدثنا يزيد بن أبي مريم قال حدثنا عباية بن رفاعة قال: أدركني أبو عبس وأنا أذهب إلى الجمعة فقال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول ( من اغبرت قدماه في سبيل الله حرمه الله على النار )

"Telah dikhabarkan kepada kami Ali Bin Abdullah berkata telah dikhabarkan kepada kami Walid bin Muslim berkata telah dikhabarkan Yazid bin Maryam berkata telah dikhabarkan kepada kami Ibayah bin Rifa`ah ia berkata: aku telah memberi tahu dan aku pergi pada hari Jum`at maka berkata:"Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:"Barang siapa yang kakinya berdebu karena berperang di jalan Allah maka Allah mengharamkanneraka baginya."(HR:al-Bukhori)

Takhrij Hadits

Shohih al-Bukhori Bab al-Masya Ila al-Jinah juz 1 halaman 308 hadits 865



راس الامرالاسلام وعموده الصلاة وذروة سنامه الجهاد



"Inti segala urusan adalah Islam, tiang-tiang penopangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya adalah Jihad"(HR:at-Thirmidzi)



حدثنا عبد الله بن محمد حدثنا معاوية بن عمرو حدثنا أبو إسحاق عن موسى بن عقبة عن سالم أبي النضر أن عبد الله بن أبي أوفى كتب فقرأته  : إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( إذا لقيتموهم فاصبروا )



“Dari Abdullah bin Aufa` sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: apabila kalian bertemu maka bersabarlah”



Takhrij Hadits

Sunan at-Thirmidzi:2/103 bab al-Iman, ibnu Majah:3973, ahmad:5/231, dan dishahihkan oleh al-Bani dalam Irwa` al-Gholil:2/138.



حدثنا يحيى بن صالح حدثنا فليح عن هلال بن علي عن عطاء بن يسار عن أبي هريرة رضي الله عنه قال  قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( من آمن بالله وبرسوله وأقام الصلاة وصام رمضان كان حقا على الله أن يدخله الجنة جاهد في سبيل الله أو جلس في أرضه التي ولد فيها ) . فقالوا يا رسول الله أفلا نبشر الناس ؟ قال ( إن في الجنة مائة درجة أعدها الله للمجاهدين في سبيل الله ما بين الدرجتين كما بين السماء والأرض فإذا سالتم الله فاسألوه الفردوس فإنه أوسط الجنة وأعلى الجنة - أراه - فوقه عرش الرحمن



“Dari abu Hurairah RA. Ia berkata Nabi Saw bersabda:”Barnag siapa yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, dan mengerjakan shalat dan puasa di bulan Ramadhan, maka hak Allah atas mereka adalah memasukkannya kedalam syurga. Baik mereka yang berjihad di jalan Allah, atau diam ditempat diman mereka dilahirkan.” Maka mereka bertanya,”Wahai Rasulullah apakah kami tidak boleh memebrikan khabar gembira kepad manusia? Rasulullah menjawab, Sesungguhya di Syurga Allah, ada seratus tingkatan yang dipersiapkan bagai Para mujahid yang berjuang dijalan Allah, yang jarak tingkatan yang satu dengan yang lainnya seperti jarak bumi dengan langit. Dan pabila kaloan bertanya kepada Allah, maka mintalah firdaus, maka sesungguhnya firdau itu tengah-tengahnya surge dan setinggi-tingginya surge,” dan diungkapkan kepadanya Rasul bersabda,’ Dan diatas Arsy Yang Maha Kuasa, dan darinya mengalir sungai-sungai surge”berkata Muhammad Ibnu Fulaih dari bapaknya,” Dan diatasnya Arsy Yang Maha Rahman”



Takhrij Hadits

Hadits Shahih Bukhori, kitab al-Jami` al-Mukhtashar, Darojah al-Mujahidin Fi Sabilillah, Juz  3, halaman 1-25



 Dalam hadits ini tersimpan  beberapa pelajaran dan faidah, diantaranya:

ü  Al-Hast Ala Ushuul al-Iman  (Anjuran atas iman)

ü  Al-Hats ala al-Iman bi Ushul Islam  (anjuran mengerjakan asas-asas Islam)

ü  Al-Hats ala Jihad Fi Sabilillah  (Anjuran di jalan Allah)

ü  Al-Targhib  (peringatan)

ü  Istish haab an-Niyatsh Shoolih (Memiliki niatan yang baik)

ü  Al-Hast ala Du`a  (anjuaran berdoa)

ü  Jihad Nafs  (Jihad Nafs)

ü  Al-Ushlub al-Hakim  (Metode-metode yang bijaksana)



Tidak diragukan lagi, jihad adalah puncak tertinggi dalam Islam. Dan kelak para Mujahid akan ditempatkan dalam Jannatun Na`im.[3]

Hadits ini pula secara eksplisit memperlihatkan kepada kita  mengenai derajat mujahid di mata Allah, yang begitu Allah hargai dengan menghadiahkan Firdaus kepadanya, kelak nanti di akhirat. Betapa dimuliakannya orang-orang yang merelakan dirinya hingga dengan tingkatan pengorbanan yang tinggi, yaitu dengan mengorbankan  jiwannya hanya utnuk membela agama Allah Swt.

Hadits ini merupakan hadits  selain bertemakan   da`wah , sehingga secara tersirat pula terdapat pelajaran-pelajaran yang berharga dalam hadits ini yang dapat diambil, khususnya berkaitan dengan kegiatan da`wah. Inti dalam hadts ini adalah menerangkan derajat mujahidin yang berjihad dijalan Allah, yang di dalamnya pula mencakup tentang anjuran jihad, keimanan, keislaman, perbaikan hati, dan lain sebagainya. Dalam hadits ini pula menjelaskan bahwa Raulullah Saw menganjrukan umat Muslim untuk berjihad, karena didalamnya menjelaskn keutamaan dan kedudukan para mujahd.



حدثنا عبد الله بن يوسف أخبرنا مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال ( يضحك الله إلى رجلين يقتل أحدهما الآخر يدخلان الجنة يقاتل هذا في سبيل الله فيقتل ثم يتوب الله على القاتل فيستشهد



“Telah menceritakan kami Abdullah bin Yusuf, telah mnghabarkan kami Malik dari Abi Zinad dari A`raj dari Abu Hurairah RA. Berkata, Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Allah Swt tertawa kepada dua orang yang saling membunuh, mereka berdua dimasukan oleh Allah Swt kedalam syurga karena mereka berperang dijalan Allah Swt, dan mebunuhnya kemudian ia bertaubat kepada Allah karena telah membunuh laki-lai tersebut kemudian ia syahid



Takhrij Hadits

Shahih al-Bukhori bab al-Kafir Yaqtulul Muslim tsuma yulim Fayusaddad ba`da Wayaqtul,hal 28 hadits 2627.

Hadits ini menjelaskan tentang bagaimana Allah Swt tertawa kepada seorang yang saling membunuh lalu meridhoi mereka dengan memberikan mereka syurga . serta menjelaskan sebuah permisalan yaitu,adanya seorang laki-laki yang membunuh salah seorang dijalan Allah Swt . ini adalah merupakan tempat ta`ajjub dan kekagumannya Allah Swt disisi manusia sehingga tertawa , tetapi tertawa-NYA Allah Swt bukan seperti tertawanya  manusia yang lainnya.



ý  Akibat Buruk Meninggalkan Jihad

          Tatkala jihad memiliki keutamaan dan faedah yang sangat besar bagi agama Islam dan kaum muslimin, demikian jugalah bila jihad ditinggalkan maka Allah akan menghukum kaum Muslimin karena meninggalkan jihad itu. Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Umar RA, Rasulullah Saw bersabda:



إذا تبايعتم بالعينة ( بالكسر السلف ) وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلا لا ينزعه حتى ترجعوا إلى دينكم "

"Apabila kalian menjual beli Inah, kalian lebih memilih ekor sapi (peternakan), kalian hanya rela dengan pertanian,lalu kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kepada kalian berupa kehinaan, dan tidak akan diangkat kehinaan itu kecuali kalau kalian mau kembali kepada agama kalian"(HR.Abu Daud)



Takhrij Hadits

          Sunan Abu Daud bab Fi al-Nahyu `Ani al-Inah, juz 2 halaman 269 dan dishahihkan oleh al-Bani dalam sislsilah Shahihah 1/15

Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan jihad tanpa alasan yang disyari`atkan ataupun disebabkan karena  kelalaian yang hanya mementingkan dunia semata tanpa mau ikut andil dalam berjihad untuk menegakkan agama Allah Swt, padahal  Allah dan Rasul-Nya telah menerangkan dan menyampaikan betapa dahsyatnya keagungan, serta keutamaan daripada jihad ini. Oleh karenanya orang yang meninggalkan jihad dan tidak ikut mengambil bagian dari jihad itu, maka Allah Swt akan menangguhkan kepadanya sebuah kehinaan di dunia maupun di akhirat.



ý  Siapakah yang Wajib Berjihad?

Sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar RA beliau berkata:



عرضت يوم احد وانا ابن اربعة عشرة سنة,فلم يجزني ثم عرضت يوم الخنداق وانا ابن خمس عشرة فاجا زني



"Aku ditawarkan untuk ikut Perang Uhud dengan Rasulullah Saw sedangkan umurku 14 tahun, lalu beliau tidak mengizinkanku. Kemudian aku ditawarkan untuk ikut perang Khondaq dengan Rasulullah ketika umurku 15 tahun, beliau mengizinkan.”(HR:al-Bukhari & Muslim)





Takhrij Hadits

          Shahih Bukhori, kitab al-Jami` al-Shahih wal Mukhtashar, bab Bulughu al-Shiyam wal-Syahadatihim, juz 2 halaman 948. Shahih Muslim, bab  Bayan Sunan al-Bulugh, juz 3 halaman 1490.

Tidak semua kaum Muslimin wajib berjihad. Ada syarat-syaratnya yang harus terpenuhi:[4]

ü  Harus beragama Islam. Lantaran jihad disyaratkan untuk memerangi orang kafir

ü Berakal tidak gila sebagaimana sabda Rasulullah Saw tentang tidak dicatatnya perbuatan dosa dari tiga golongan, diantaranya ialah orang orang yang gila sampai dia sadar (HR Bukhari:22:349)

ü Laki-laki.

Adapun wanita tidak wajib ikut berperang, sebagaimana dalam hadits dibawah ini Aisyah RA beliau berkata:



 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِى عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ ».



"telah dikhabarkan kepad kamu dari Abu Bakar bin Abi Syibah, telah dikhabarkan kepad kami Muhammad bin Fadhil dari Habib bin Abi Amrah dari Aisyah binti Tholhah dari Aisyah ia berkata:"Aku berkata wahai Rasulullah Saw wajibkah jihad bagi wanita?" Rasulullah menjawab:"Ya, wajib atas mereka jihad tanpa berperang yaitu haji dan umrah"(HR Ibnu Majjah)



          Jihad dengan jiwa tidak diwajibkan atas kaum wanita, hal ini merupakan kesepakatan para ulama. Tetapi jihad mereka adalah mengobati dan memberi minum orang-orang terluka. Seperti yang terjadi pada perang Uhud, sebagaimana dikatakan Ans bin Malik.



ولقد رايت عا ئشة بت ابي بكر وام سليم وانهما المشمرتان اي خدم سوقهما تنفزان القرب عي متونهما تفرغانه في افوه القوم ثم ترجعان فتملانها ثم تجيئا ن فتفرغا نه في افواه القوم



"Sungguh saya melihat Aisyah binti Abi Bakar dan Ummu Sulaim (dimedan perang Badar) keduanya mengangkat Tsaubnya dari telapak kaki, sampai saya melihat kedua betis mereka. Keduanya memasukkan air kedalam geriba, lalu memasukkan air itu kemulut kaum yang terluka, kemudian keduanya kembali untuk memenuhi geriba-geriba itu dan dating lagi untuk meminumkan air dimulut kaum".(HR.Bukhari)



Takhrij Hadits

          Hadits riwayat al-Bukhari, kitab al-Maghazi no 3757.[5] Dalam kitab Shahih Bukhari kitab al-Jami` al-Shahih al-Mukhtashor, bab Idz Hammat Tho`ifatani Minkum antu-asshola Juz 4 halaman 1490 hadits 3837.



عن حفصة بنت سرين قالت كنا نمنع جوارينا ان نخرجن يوم العيد فجاءة مراة فنزلت قصربني خلف فاءتيتها فحدثت ان زوج اختها غزا مع النبي صعلم اثني عشرة غزوة فكانت اختها معه في ست غزوات فقالت فكنا نقوم علي المرضي وندام الكلمي فقالت يا رسول الله علي احدنا باس اذا لم يكن جلباب ان لا تخرج فقال لتلبسها صاحبتها من جلبابها فليشهدن الخير دعوة المؤمنين

"Dari Hafsah binti Sirrin, katanya:kami melarang gadis-gadis pergi sholat har raya. Kebetulan dating seorasg perempuan dan dia tinggal dirumah Bani Khalaf, lalu aku dating bertanya kepadnya. Diceritakannya. Bahwa suami dari saudaranya yang perempuan ikut bersama Nabi dalam dua belas kali peperangan, sedang istrinya ikut pula bersama-sama dengan dia dalam enam kali peperangan. Katanya lagi: kami (peperangan-peperangan yang ikut kemedan perang)mengurus orang-orang sakait dan mengobati orang-orang luka. Pernah kami menyanykan kepada Rasulullah: Ya Rasulullah bolehkah seseorang diantara kami tidak pergi sholat hari raya karena tidak memiliki baju dalam? Nabi menjawab:Hendaklah kawannya meminjamkan baju dalamnya dan hadirilah hari baik serta panggilan perayaan orang-orang yang beriman"(HR.Bukhori)



Takhrij Hadits

          Shahih Bukhori dalam bab Syuhud al-Haidh al-Idain,juz 1 halaman 123, hadits ke 318

Hadits ini menjelaskan bahwa wanita yang ikut berperang di jalan Allah bersama Rasulullah Saw tidak terlibat langsung dalam kancah peperangan (adu tanding)tetapi wanita-wanita yang ikut berperang bersama Rasulullalh Saw hanya sebatas sebagai pembantu dan mengobati para mujahid yang telah terluka tidak lebih dari itu. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada hadist diatas.



ý  Jihad Melawan Diri Sendiri Sebelum Melawan Orang Kafir

Jihad sebagaimana yang lebih luas, adalah memerangi musuh baik yang ada pada diri sendiri, gangguan setan, maupun orang kafir dan munafik. Musuh yang ada pada diri sendir yang lebih wajib diperangi memerangi orang kafir. Kaum muslimin lebih wajib memerangi dirinya dari perbuatan maksiat, bid`ah, dan syirik, serta kebodohan dalam agamanya sebelum memerangi orang kafir. Memerangi kebodohan tentang agamanya adalah dengan menuntut ilmu agama. Perkara ini tidak pernah gugur kewajibannya terutama ilmu hukumagama yang bersipat fardhu ain seperti masalah aqidah  dan tauhid serta pembatal-pembatalnya, ara wudhu dan sholat yang benar, dan semisalnya. Berbeda dengan jihad apabila sudah ada yang mengakkanknya maka gugurlah kewajiban jihad ini bagi yang lain.

Oleh karenanya, ketika kaum muslimin mengabikan perkara yang lebih wajib ini mereka terpecah belah dan tidak mempunyai kekuatan melawan orang kafir. Kekuasaan dan dominasi selalu berada ditangan orang kafir. Kaum muslimin tidak akan menang melawan orang kafir apalagi menguasai dunia kecuali kalau mau melaksanakan apa yang dijanjikan Allah Swt yaitu kembali dengan Islam.

Demikianlah kemenangan Rasulullah Saw bersama sahabatnya diperoleh dengan cara mendahulukan yang lebih wajib, yaitu Rasulullah tidak menyru jihad ketika dimekkah tetapi mengokohkan aqidah kaum muslimin dan mendidik mereka agar mengenal hukum-hukum syari`at Islam.[6]



ý  Tujuan Jihad Harus Benar Agar Tidak Sia-sia

Berperang melawan orang kafir tidak akan bernilai sebagai jihad keuali kalun diniatkan utnuk emninggikan Agama Allah Swt atau untuk memuliakan agama Islam. Tidak ada gunanya berperang supaya terkenal, supaya didengar, dipuji dan sebagainnya. Oleh karenanya dalam sebuah hadits ketiak Rasulullah Saw ditanya tentang orang berperang karena ingin disebut pemberani, ada yang berperang untuk membalas dendam, ada yang ingin dipuji, manakah  yang disebut fi sabilillah Rasulullah Saw menjawab dalam hadits dibawah ini:



 حدثنا عثمان قال أخبرنا جرير عن منصور عن أبي وائل عن أبي موسى قال  : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال يا رسول الله ما القتال في سبيل الله ؟ فإن أحدنا يقاتل غضبا ويقاتل حمية فرفع إليه رأسه قال وما رفع إليه رأسه إلا أنه كان قائما فقال ( من قاتل لتكون كلمة الله هي العليا فهو في سبيل الله عز و جل

"Barang siapa berperang untuk maksud meninggikan kalimat Allah Swt maka dialah yang disebut fisabilillah"(HR Bukhori & Muslim)



Takhrij Hadits

         Shahih Bukhari, bab Man Sa`ala wa Huwa Qo`imun `Aliman Jalishan juz 1 halaman 58, Shahih Muslim bab Man Qatala Litakuna Kalimatillah al-Ulya juz 3 halaman 1512

Dalam konteks hadit ini menjelaskan, bahwa jika seseorang tergabung dalam jihad fi sabilillah atas musuh-musuh Allah, maka Dia akan senantiasa memeberikan ganjaran, sekalipun sudah emninggal dunia. Bahakan disitu dikatakan,"Amalnya akan tumbuh sampai

 hari kiamat dan akan terhindar dari fitnah kubur".



حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الرَّجُلِ يُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِىَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ».



"Telah dieritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, tealah dieritakan kepada kami Abu Mu`awiyah dari A`mas dari Syaqiq dari Abi Musa berkata: telah ditanya Rasulullah Saw mengenia seorang laki-laki pemberani, maka ketika itu Rasulullah menjawab barang siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah Swt maka dia itu adlaha orang yang berjihad dijalan Allah" (Ibnu Majjah)



Hadits ini tidak jauh berbeda dengan penjelasan hadits diatas, karena hadits tersebut saling berkaitan dan memiliki satu makna, yaitu menjelaskan tentang orang-orang berjihad untuk berperang di jalan Allah Swt agar kalimat Allah Swt ini tegak maka orang itulah yang dikatakan orang berjihad.

Takhrij Hadits

Sunan Ibnu Majjah, bab al-Niyah fil qital,hal 13, hadits 2889

Haram dalam Berperang membunuh perempuan dan anak-anak

Rasulullah Saw bersabda:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَمُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ قَالاَ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ ح وَحَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ امْرَأَةً وُجِدَتْ فِى بَعْضِ مَغَازِى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَقْتُولَةً فَأَنْكَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَتْلَ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ.

"dari Abdullah sesungguhnya terdapat seorang perempuan pada sebagian peperangan Rasulullullah Saw,rasulullah saw mengingkari dan mengharamkan utnuk membunuh perempuan dan anak-anak"(HR.Muslim)



Takhrij hadits

Shahih Muslim bab Tahrim Qatlu al-Nisa Wa Shobiya fil Harb, halaman 8, hadits ke 4645

Dalam setiap peperangan jika dikaitkan dengan zaman sekarang, semua Negara didunia menyatakan tidak bolehnya membunuh wanita dan anak-anak, hal ini rasulullah Saw dari dahulu semenjak zaman beliau mengharamkan jika terjadi sebuah pertempuran ataupun peperangan dilarang membunuh wanita dan  anak-anak. Sebagaimana telah dijelaskan dalam hadist diatas.



 Harus Dengan Imam (pemimpin)

Komite tetap penelitian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia menetapkan bahwa  jihad harus dipimpin oleh seorang pemimpin (imam), supaya tidak mengalami kekalahan dan supaya mudah pengaturannya. Alasannya tanpa pimpinan tentara  menjadi kacau, tercerai-berai, dan tidak ada kekuatan[7].

Syaikh Ibnu Utsaimin menambahkan :"Harus dipimpin seorang imam karena disitulah letak kekuatan tentara.oleh karenanya sebelum berjihad melawan orang kafir kita harus berjihad melawan diri kita sendiri, perkara keji dan perselisihan.[8]  Rasulullah Saw bersabda mengenai keharusan berjihad bersama Imam:



 حدثنا أبو اليمان أخبرنا شعيب حدثنا أبو الزناد أن الأعرج حدثه أنه سمع أبا هريرة رضي الله عنه  : أنه سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول ( نحن الآخرون السابقون ) وبهذا الإسناد ( من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعني ومن يعص الأمير فقد عصاني وإنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به



"Dari Abu Hurairah RA dari Nabi Saw beliau bersabda: "Imam adalah tameng bagi yang berperang dibelakangnya dan untuk menjaga diri dengannya."(HR:Bukhari & Muslim)



Takhrij Hadits

Shahih Bukhari bab Yuqatil min Waza al-Imam, juz 3 hal 1080 dan Shahih Muslim bab al-Imam Jinah Yuqatilu bihi juz 3 halaman 1471.







ý  Taat Kepada Pimpinan Selama Perintahnya Bukan Kemaksiatan

Tentara yang berperang atau Mujahidin harus taat sabar ketika diperintah pemimpinnya atau wakil dari pemimpinnya seperti panglima perang dan semisalnya. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh dalam firmannya untuk taat kepada Allah dan Rasul dan Ulil amri (QS.al-Nisa`:59)

Akan tetapi wajibnya taat kepada pemimpin disyaratkan selam perintahnya bukan untuk mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya. Keduanya meriwayatkan sebuah kisah menarik tentang perintah pemimpin yang tidak boleh ditaati. Kesimpulan dari sebuah kisah itu ialah bahwa ketika seorang pemimpin tersebut memerintahkan kepada para tentaranya untuk meneburkan diri mereka kedalam api yang membara, lalu pada saat itu mereka lari menuju Nabi Saw, dan kemudian Nabi Saw bersabda:



لو دخلوها ما خرجوا منها إنما الطاعة في المعروف

"Seandainya mereka masuk kedalam api, maka mereka tidak akan keluar darinya, sesungguhnya ketaatan itu pada perkara yang ma`ruf" (HR.Bukhari & Muslim)[9]



ý  Dosa Orang Yang Mati Syahid akan Di Ampuni Kecuali Bila Menanggung Utang

Ganjaran para Mujahidin yang mati syahid dimedan perang tidak lain adalh syurga dan segala dosa-dosanya diampuni. Hanya, ada satu penghalang yang mengakibatkan dia tidak masuk syurga yaitu "utang" sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw:



 حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا ليث عن سعيد بن أبي سعيد عن عبدالله بن أبي قتادة عن أبي قتادة  : أنه سمعه يحدث عن رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قام فيهم فذكر لهم ( أن الجهاد في سبيل الله والإيمان بالله أفضل الأعمال ) فقام رجل فقال يا رسول الله أرأيت إن قتلت في سبيل الله تكفر عني خطاياي ؟ فقال له رسول الله صلى الله عليه و سلم ( نعم إن قتلت في سبيل الله وأنت صابر محتسب مقبل غير مدبر ) ثم قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( كيف قلت ؟ ) قال أرأيت إن قتلت في سبيل الله أتكفر عني خطاياي ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( نعم وأنت صابر محتسب مقبل غير مدبر إلا الدين فإن جبريل عليه السلام قال لي ذلك



"Dari Abu Qatadah RA beliau mengatakan bahwa ada seseorang berkta:" Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu kalau akau terbunuh dijalan Allah, apakah itu akan menghapus dosa-dosaku?"Rasulullah Saw menjawab:"Ya, apabila kamu terbunuh dijalan Allah dalam keadaan sabar dan mengaharap pahala-Nya, dalam keadaan maju bukan melarikan diri, kecuali utang (maka tidak akan dihapus), karena Jibril berkata kepadaku tentang hal itu."(HR.Muslim)



Takhrij Hadits

         Shahih Muslim, bab Man Qatala fi Sabilillah, juz 3 halaman 1501

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim :"Dalam hadits ini ada penjelasan bahwa semua tanggungan berkaitan dengan hak manusia (tidak hanya utang) tidak dihapis dengan jihad, mati syahid atau amalan kebajikan lainnya. Yang dapat dihapus oleh amalan kebajikan itu hanyalah tanggungan/dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah semata.











Referensi

v  Asy-Syarh al-Mumthi` karya Ibnu al-Utsaimin 8/3.

v  Ibnu Manzhur, Lisanul Arab , cet. Dar Ihya` at-Turots al-Arabi dan Muasasah at-Thariq al-Arabi Beirut 1419 H,

v  AL-Mu`jam al-Wasith:, dan Mukhtashor Zadul Ma`ad kar.Muhammad bin abdul Wahhab-tahqiq Abdurrahman al-Mahdi.

v Shahih Muslim, bab Wujub al-Tho`ah al-Amro` fi Gairi Ma`siah, juz 3

v Majmu` Fatawa wa Maqolat Mutanawwi`ah :20/442,

v http://dear.to/abusalma. Jihad Seorang Wanita dalam Membela Islam, karya Muram binti Shalih al-Athiyyah

v Sa`id Ibn Ali bin Wahhab al-Qathani, Fiqhu aL-Da`wah Fi Shahih al-Bukhari, juz 1, Wazaarot al-Syu`un al-Islamiyah wal Auqaf wad a`wah al-Irsyad,1421 H







[1] Asy-Syarh al-Mumthi` karya Ibnu al-Utsaimin 8/3.

[2] Ibnu Manzhur, Lisanul Arab,2/397, cet. Dar Ihya` at-Turots al-Arabi dan Muasasah at-Thariq al-Arabi Beirut 1419 H, AL-Mu`jam al-Wasith: 1/142, dan Mukhtashor Zadul Ma`ad kar.Muhammad bin abdul Wahhab-tahqiq Abdurrahman al-Mahdi.

[3] Sa`id Ibn Ali bin Wahhab al-Qathani, Fiqhu aL-Da`wah Fi Shahih al-Bukhari, juz 1, Wazaarot al-Syu`un al-Islamiyah wal Auqaf wad a`wah al-Irsyad,1421 H. hal 183

[4] Dalam riwayat lain dijelaskan dari Nafi` berkata:"Aku dating menjumpai Umar bin Abdul Aziz yang saat itu sebagai khalifah, lalu aku sampaikan hadits ini, kemudian dia berkata: inilah batasan antara anak kecil (yang tidak boleh berperang) dengan orang dewasa (yang wajib berperang)."(Tuhfatul Ahwadzi:7833)

[5] Lihat pula Ar-Rahiq al-Makhtum, hal,268

[6] Majmu` Fatawa wa Maqolat Mutanawwi`ah :20/442, Liqa`ul bab al-Maftuh:20/10 dan 14/42

[7] Syaikh Fauzan dalam keputusan fatwanya mengatkan bahwa demikianlah ahlu Sunnah wal jama`ah mengharuskan jihad dengan pemimpin, adapun mewajibkan jihad tanpa pemimpin adalah termasuk pemikiran orang-0rang khawarij yang mengikuti hawa nafsunya.

[8] Lihat al-bab Liqa` al-Maftuh(20/10)

[9] Shahih Muslim, bab Wujub al-Tho`ah al-Amro` fi Gairi Ma`siah, juz 3 hal 1469 dan Bukhari ;4085

* Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir Jakarta, Jurusan KPI

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama