Yah /YHWH is a name of the another moon god of the ancient egypt
Halleluya = Pujilah Dewa Bulan
Gambar : Yah atau dewa bulan mesir kuno
Para pembaca muslim yang dirahmati Allah SWT., dan para pembaca Kafir
yang dilaknati Allah SWT dan seluruh alam semesta ciptaaNya., sekarang
kita akan melihat suatu keterangan bukti siapa sebenarnya yang menyembah
dewa bulan, zaman dulu Allah memang dianggap dewa bulan oleh
orang-orang arab pagan, karena pada saat Nabi ismael wafat akhirnya
pergeseran demi pergeseran dari ajaran ibrahim yang benarpun mulai
menyimpang yaitu penyembahan terhadap dewa bulan yang dibawa oleh orang –
orang mesir tapi tindakan mereka tidak dapat memperkenalkan dewa Yah
kepada orang-orang arab karena seperti yang kita ketahui orang arab
sangat kuat dalam menjaga tradisi nenek moyang, maka timbul ide
orang-orang pagan mesir mengatakan bahwa dewa bulan yang mereka sembah
bernama Allah hal ini merupakan metode yang juga dilakukan oleh kaum
pagan yunani yaitu paulus dalam memperkenalkan Isa sebagai Je Zeus
kepada orang romawi, akhirnya hingga kedatangan rasulullah orang-orang
arab menjadi memiliki kepercayaan bahwa Allah itu dewa bulan, dan dengan
kedatangan rasulullah Allah SWT. kembali sebagai sebutan kepada Tuhan
yang sejati pencipta Alam semesta, bukan lagi sebutan untuk dewa bulan.
Suatu kesalah yang telah terjadi sejak turun temurun yang dilakukan
oleh umat Yahudi dan Kristen adalah pemujaan terhadap Yah, umat kristen
begitu ngotot bahwa tuhannya Ibrahim bernama Yah Weh, dan Allah SWT.
adalah dewa bulan, ternyata hal tersebut sangat berbeda dengan
kenyataan, ternyata dewa bulan yang sesungguhnya adalah YHWH, dan umat
kristen dan yahudi selalu memujanya dalam ucapan Haleluya. Satu lagi
bukti, Allah SWT. adalah tuhannya Ibrahim adalah pengakuan dari para
pakar dan sarjana bible sendiri.
Hal ini disadari oleh para pakar alkitab di Indonesia dan di situs
Sabda, sehingga mereka tetap mengatakan Allah adalah nama tuhan dan YHWH
adalah hanya gelar seperti halnya adonai, god, ataupun tuhan ataupun
king. Tapi ada orang kafir yang begitu sok dan ngotot mengumbar
kebodohan dan kemaluan sendiri disetiap web dan bahkan buat blok sendiri
untuk pamer kemaluan, dan mengatakan YHWH lah tuhan sejadi dan Allah
adalah dewa bulan, tidak taunya dia membuka pengetahuan kita untuk
mencari tau apa itu Yhwh ternyata para ahli memang sengaja tidak berani
mengatakan bahwa YHWH adalah nama tuhan adalah suatu alasan nya karena
YHWH ditemukan sebagai nama dari dewa pagan Mesir kuno. Hal yang
dilakukan Duladi atau Baidowi ternyata telah membuka borok yahudi
selebar-lebarnya bahwa yang mereka sembah adalah Dewa bulan.
Ok sekarang kita dalam dujul Haleluya, maka kita akan membahas Yah
atau Ya atau Ia yang terdapat pada kalimat “Halelu Ya”. menurut orang-orang yahudi
sebutan Haleluya berarti pujilah tuhan. “Ya”sengaja diartikan sebagai
Tuhan karena kata Ya terdapat pada “Yahweh”. Benarkah Ya atau Ia atau
Yah adalah berarti Tuhan? Ini adalah dewa bulan, di babilonia para pagan
menyebut dewa bulan dengan sebutan “Ya, Ia ataupun Yah” dewa ini
bencong alias memiliki dua identitas sebagai laki-laki dan perempuan.
Tidak berjenis kelamin dan tidak menikah, kemudian ada yang benarama
“Shua” adalah sebutan untuk dewa langit, jadi ketika orang menggabungkan
kedua kata Ia dan Shua maka akan terbentuk dua dewa pagan sekaligus,
yaitu Dewa bulan dan Dewa langit, jadi YahShua atau IaShua adalah
sebutan nama untuk Dewa Bulan dan Dewa Langit
Suatu keanehan, alkitab mumuat nama dewa bulan bangsa babilonia
sebagai nama lain dari dewa bulan yaitu baal, mereka bangsa yahudi telah
murtad setelah mereka mulai memuja berhala EHYEH, bulan dalam bahasa
Ibrani berarti yareach, dan ini sama dengan sebutan untuk YHWH, Ibrani
modern mengeja ini sengaja berbeda, untuk menyimpangkan identitas asli
dari dewa pagan mesir kuno. Tapi tidak masalah, para sarjana sangat
mengetahui ini adalah benar. Bukti para sarjanapun sangat berlimpah
untuk bisa dan tak pernah bisa tersanggah oleh orang yahudi bahwa YHVH
adalah Dewa bulan. Dan mereka para yahudi dan kristen telah lama menjadi
penyembah berhala.
Hal yang dilihat dan pengalaman-pengalaman bangsa bani israel selama
dimesir dulu selalu membayangi bangsa bani Israel ini. Yang mana
kehidupan dengan dewa-dewa dan kekuatan sihir dari mesir kuno dan
majikan mereka. Mereka benar-benar tidak bisa meninggalkan tradisi yang
mereka lakukan secara turun temurun sejak mereka dalam perbudakan bangsa
mesir kuno.
Walau sebelumnya telah diperingatkan oleh Musa, bani Israil tetap
dalam penentangan mereka, dan ketika Musa meninggalkan mereka, mendaki
Gunung Sinai seorang diri, penentangan itu tampak sepenuhnya. Dengan
memanfaatkan ketiadaan Musa, tampillah seorang bernama Samiri. Dia
meniup-niup kecenderungan bani Israil kepada apa yang dilakukan oleh
majikan mereka dulu yaitu menyembah berhala. dan membujuk mereka untuk
membuat patung seekor anak sapi dan menyembahnya. Konon kisah berhala
tersebut terbuat dari emas yang didalamnya dimasukkan tanah pijakan Nabi
Musa dan Dengan sedikit mantra yang dilihat waktu majikannya dulu
berbuat sihir maka patung tersebutpun dapat berbicara, sihir itu disebut
Kabbalah.
Kecenderungan bani Israil terhadap keberhalaan Mesir Kuno dan dewa
Yah (dewa Bulan), yang telah kita gambarkan di sini, penting untuk
dipahami dan memberi kita wawasan tentang perubahan dari teks Taurat
Penyisipan ajaran keberhalaan mesir kuno oleh umat yahudi ini sudah
menjadi kekhawatiran dalam diri Musa sendiri, ke khawatiran Musa
tertulis dalam kitab ulangan 31:26 “Ambillah kitab Taurat ini dan
letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi
saksi di situ terhadap engkau. 31:27 Sebab aku mengenal kedegilan dan
tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama
dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih
lagi nanti sesudah aku mati. (takut diubah isi taurat oleh orang
israel)
Bukti penyimpangan-penyimpangan bangsa Israel kepada dewa mesir kuno
banyak tercatat dalam Alkitab, seperti dalam: Bilangan 22:41 dan Num
25:3, hakim-hakim 2:13, 8:33; 2raja2 23:13, 1:2, 16:16, 23:13, 1raja 2
11:33
Mazmur 68:4 2Tawarikh 33:3; Yehezkiel 8:16; 8:1 dan lainya.
Nah kembali kepada Haleluya apakah artinya?
Dalam bahasa Ibrani Halelu berarti “Puji” dan Ya adalah dewa bulan
Lihat disini nama-nama dewa mesir
kuno http://touregypt.net/godsofegypt/index.h
tm
Jadi haleluya artinya adalh puji dewa bulan
Umat kristen terpelajar memang sangat menyembunyikan itu dan berusaha
untuk mengatakan bahwa Tuhan ibrahim adalah Allah, lihat situs Sabda
sangat jelas YHWH diartikan sebagai gelar sebutan saja bukan nama
pribadi tuhan, YHWH sama dengan Adonai, King, Tuhan, dll. Tapi KRISTEN
begitu ngotot mengatakan bahwa Tuhan Ibrahim dalam alkitab adalah YHWH
sampai kirim surat ke LAI untuk merubah terjemahan Tuhan jadi YHWH, ga
bisa dibayangin pasti orang LAI mentertawakan kebodohan ini.
Yah – Another Moon God
It is interesting that the earliest references to the name Yah (Yaeh) refer to the moon as a satellite of the earth in its physical form. From this, the term becomes conceptualized as a lunar deity, pictorially anthropomorphic but whose manifestations, from hieroglyphic evidence, can include the crescent of the new moon, the ibis and the falcon, which is comparable to the other moon deities, Thoth and Khonsu.Of course, the complexity and controversy of Yah stem from the term’s similarity to the early form of the name for the modern god of the Jews (Yahweh), Christians and Muslims, as well as the fact that their ancestors were so intermingled with those of the Egyptians. In fact, this distinctive attribute of this god makes research on his ancient Egyptian mythology all the more difficult.
Little is really known of this god’s cult, and there is no references to actual temples or locations where he may have been worshipped.
However, among ancient references, we do seem to find in the Papyrus of Ani several references to the god, though here, his name has been translated as Lah:
In Chapter 2:
“A spell to come forth by day and live after dying. Words spoken by the Osiris Ani:
O One, bright as the moon-god Iah; O One, shining as Iah;
This Osiris Ani comes forth among these your multitudes outside, bringing himself back as a shining one. He has opened the netherworld.
Lo, the Osiris Osiris [sic] Ani comes forth by day, and does as he desires on earth among the living.”
And again, in Chapter 18:
“[A spell to] cross over into the land of Amentet by day. Words spoken by the Osiris Ani:
Hermopolis is open; my head is sealed [by] Thoth.
The eye of Horus is perfect; I have delivered the eye of Horus, and my ornament is glorious on the forehead of Ra, the father of the gods.
Osiris is the one who is in Amentet. Indeed, Osiris knows who is not there; I am not there.
I am the moon-god Iah among the gods; I do not fail.
Indeed, Horus stands; he reckons you among the gods.”
The high point in Yah’s popularity can be found following the the Middle Kingdom when many people immigrated from the Levant and the Hyksos ruled Egypt. Hence, it is likely that contact with the regions of Palestine, Syria and Babylon were important in the development of this god in Egypt. George Hart, in his “A Dictionary of Egyptian Gods and Goddesses” believes that these foreigners in Egypt may have associated Yah with the Akkadian moon-god, Sin, who had an important temple at Harron in north Syria. Like Thoth, Sin was a god of Wisdom, but his other epithets included “Brother of the Earth”, Father of the Sun, Father of Gods, as well as others.
Later during the New Kingdom within the Theban royal family, and not so strangely, even though it was they who expunged these foreign rulers from Egypt, the name of the god Yah was incorporated into their names. The daughter of the 17th Dynasty king, Tao I, was Yah-hotep, meaning “Yah is content”. The name of the next and last ruler of the 17th Dynasty, Kamose, may have also been derived from Yah. His name means “”the bull is born”, and this might be the Egyptian equivalent of the epithet applied to Sin describing him as a “young bull…with strong horns (i.e. the tips of the crescent moon). Also another interpretation of the name of the founder of the 18th Dynasty, Ahmose, is Yahmose, which would mean “Yah is born”. However, this was not the only name associated with Hyksos gods to be adopted by these Egyptians.
In the tomb of Tuthmosis III of the 18th Dynasty, who is often called the Napoleon of Egypt, and who was perhaps responsible for Egypt’s greatest expansion into the Levant, there is a scene where the king is accompanied by his mother and three queens, including Sit-Yah, the “daughter of the moon-god”. However, after this period, the traces of Yah’s moon cult in Egypt appear to be sporadic.
At this point, and because this is a scholarly work, we need to point out several important elements surrounding the name of this ancient Egyptian god, beginning with the fact that most Egyptologists throughout the history of that discipline have had difficulty agreeing on the translation of names from ancient text. Of course, this is not unique to Egyptologists, but is a problem throughout ancient studies.
Secondly, the references on Yah as an Egyptian moon god are slim. The best available documentation is that of George Hart, “A Dictionary of Egyptian Gods and Goddesses”, but few other scholarly references make mention of this specific Egyptian deity.
Now as an observation, the fact that this deity’s name appears so similar to the early form of the Hebrew God, may mean little if anything. A powerful god of one region was often taken by another, including the Egyptians, and almost completely redefined.
In any event, this god did not attain a very high regard within Egypt, and it is unlikely that he had any major effect on the religion of others in his Egyptian form. Rather, it was the Egyptians in this case who were influenced from without.
http://www.allegyptiangods.com/gods/yah/
ye... ketahuan dech boongnya orang-orang kafir..
BalasHapusdi faithfreedom dan blog-blog kristen lainnya sering mengejek, menghina kita katanya Allah itu adalah dewa bulan.. eh g taunya merekalah penyembah dewa bulan....
thanks.... :-):-):-)
bener banget.
BalasHapustiap kali kita tanggapi mereka ngeyel mulu..
siip bro...!
BalasHapusya begitulah tabiat mereka tapi sEbagai seorang muslim sebaiknya kata "dan para pembaca kafir yang dilaknati Allah SWT" diganti menjadi "dan para pembaca kafir yang insyaAllah diberikan hidayahnya..". karena tujuan qt untuk menyadarkan mereka.
BalasHapusmaaf ih gan sebelumya gag salam dlu, maen nyelonong aj. hehehehe...
Setuju.
Hapuspantesan muslim gak pinter2, kkk, belajar bahasa ibrani aja kagak, apalagi bhs mesir dan babilon, sudah buat artikel spt ini. ckckck. memalukan
BalasHapus@Anonim
BalasHapussiapa bilang g pinter2.. liat aja di diberbagai dikskusi kajian-kajiannya justru lebih dalam dari kristen sendiri bahkan umat islam kadang lebih tau dan paham dari pada kristen sendiri tentang alkitabnya. dan sudah jadi tradisi dan kebiasan kristen kebanyakn cuma bisa ngomong ini itu, tapi bantah g bisa, bantah kek sekali2 biar g ngomong doang aja...
dan kebiasan lainnya cuma bisa lempar batu sembunyi tangan..
Posting Komentar