Di beberapa forum yang pernah saya lihat. Di antaranya forum atheis. Iseng-iseng saya menbaca salah satu tread yang terdapat disana.
Judulnya cukup mudah, kenapa anda menjadi atheis?
Dari tulisan-tulisan serta pengakuan mereka kenapa mereka menjadi atheis hamper semuanya disebabkan ujian atau musibah yang mengantarkan mereka kepada atheis. Terlebih-lebih di antara mereka ternyata ada juga yang berasal dari muslim. Di dalam pengakuannya dia menulis bahwa dirinya awalnya adalah muslim yang taat. Tidak pernah meninggalkan kewajiban-kewajiban, ia senantiasa mengaji, puasa, bahkan sering shalat malam. Hingga suatu hari ia mendapat musibah. Dan ia benar-benar merasakan berat menerima musibah itu. Oleh karena itu ia kemudian memohon kepada Allah agar memberikan jalan keluar serta pertolongan. Ia semakin giat beribadah. Namun bertahun-tahun pertolongan tidak pula kunjung dating. Hingga akhirnya ia mulai meragukan kebenaran tuhan. Berikutnya ia menemukan komunitas atheis dan ia menganggap logika serta argument yang mereka sebutkan sangat masuk akal. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi atheis.
Terlepas pengakuan-pengakuan dari mereka ini benar atau tidak. Musibah yang dating menerpa seseorang terkadang dapat membuat orang menjadi lupa diri. Bahkan naudzubillah bias membawa seseorang kepada kekafiran.
Saya masih ingat dengan cerita ustadz saya bahwa di Jakarta ada sekelompok wanta berjilbab (meskipun berjilbab kita tidak tahu apakah mereka ini muslim atau bukan) yang senang dating ke tempat-tempat orang yang termarjinalkan. Seperti pemulung, orang miskin. Mereka biasanya bertanya kepada orang-orang tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang bias melemahkan akidah. Contohnya: ibu taat beribadah ga’? rajin shalat g’? atau rajin ngaji g’? kemudian setelah dijawab iya. Ia akan bertanya lagi, koq Allah g saying ma Ibu, ibu taat, ibu rajin shalat, rajib ngaji dll tapi dibiarkan susah.. tuh liat orang yang korupsi, g pernah shalat, g pernah taat ma Allah, hidup mereka kaya-kaya, hidup mereka senang. G ada tuh yang di adzab atau susah hidupnya.. begitu seterusnya.
Dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat kita tebak orang yang lemah imannya akan guncang keimananya. Di sini dapat kita tarik hikmah yang besar bahwa musibah atau ujian yang menimpa kita dapat membawa kepada kekufuran apa bila kita tidak memiliki iman yang kuat.
Bila kita berkaca kepada kisah Nabi dan Rasul terdahulu. Kita akan memahami bahwa segala bentuk musibah adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa kuat iman kita. Dan ujian tersebut merupakan cara Allah untuk mengangkat derajat hamba-Nya di sisi-Nya. Justru kesenangan , kenikmatan dan lain sebagainya yang Allah berikan kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya adalah ujian bagi mereka juga. Apakah mereka mau beriman dan bersyukur kepada-Nya atau tetap kufur kepada-Nya.
Kita bias melihat Nabi-Nabi terdahulu missal Nabi Ayyub As. Yang diuji dengan penyakit disekujur tubuhnya. Hingga habis kulit dan daging ditubuhnya karena dimakan ulat. Padahal beliau adalah Nabi Allah, beliau adalah hamba Allah yang benar-benar taat dan shaleh. Akan tetapi kenapa malah beliau mendapat ujian sedemikan rupa.
Sebaliknya kita mengenal Fir’aun, Qarun dan lain sebagainya. Adalah orang yang ingkar, kufur kepada Allah. Bahkan Fir’aun sampai mengatakan “ana robbukumul a’la” (akulah tuhanmu yang tertinggi). Akan tetapi mereka justru memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Kehidupan yang bercukupan, memiliki pangkat yang tinggi, menjadi raja atau penguasa. Si Qarun di ceritakan didalam al-Qur’an memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Hingga kunci-kunci gudang hartanya saja harus dipikul oleh beberapa orang jumlahnya. Karena begitu banyaknya.
Dari sini kita dapat memahami bahwa musibah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang shaleh dan taat adalah benar-benar ujian dari Allah. Sementara kesenangan, nikmat yang Allah berikan keapada orang-orang yang kafir tidak lebih dari apa yang kita sebut dengan istidraj. Yang hakekatnya bukanlah memberikan kenikmatan, melainkan untuk menjerumuskan agar mereka semakin kafir dan akhirnya akan mendapatkan siksa di hari kemudian. Wallahu A’lam
Judulnya cukup mudah, kenapa anda menjadi atheis?
Dari tulisan-tulisan serta pengakuan mereka kenapa mereka menjadi atheis hamper semuanya disebabkan ujian atau musibah yang mengantarkan mereka kepada atheis. Terlebih-lebih di antara mereka ternyata ada juga yang berasal dari muslim. Di dalam pengakuannya dia menulis bahwa dirinya awalnya adalah muslim yang taat. Tidak pernah meninggalkan kewajiban-kewajiban, ia senantiasa mengaji, puasa, bahkan sering shalat malam. Hingga suatu hari ia mendapat musibah. Dan ia benar-benar merasakan berat menerima musibah itu. Oleh karena itu ia kemudian memohon kepada Allah agar memberikan jalan keluar serta pertolongan. Ia semakin giat beribadah. Namun bertahun-tahun pertolongan tidak pula kunjung dating. Hingga akhirnya ia mulai meragukan kebenaran tuhan. Berikutnya ia menemukan komunitas atheis dan ia menganggap logika serta argument yang mereka sebutkan sangat masuk akal. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi atheis.
Terlepas pengakuan-pengakuan dari mereka ini benar atau tidak. Musibah yang dating menerpa seseorang terkadang dapat membuat orang menjadi lupa diri. Bahkan naudzubillah bias membawa seseorang kepada kekafiran.
Saya masih ingat dengan cerita ustadz saya bahwa di Jakarta ada sekelompok wanta berjilbab (meskipun berjilbab kita tidak tahu apakah mereka ini muslim atau bukan) yang senang dating ke tempat-tempat orang yang termarjinalkan. Seperti pemulung, orang miskin. Mereka biasanya bertanya kepada orang-orang tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang bias melemahkan akidah. Contohnya: ibu taat beribadah ga’? rajin shalat g’? atau rajin ngaji g’? kemudian setelah dijawab iya. Ia akan bertanya lagi, koq Allah g saying ma Ibu, ibu taat, ibu rajin shalat, rajib ngaji dll tapi dibiarkan susah.. tuh liat orang yang korupsi, g pernah shalat, g pernah taat ma Allah, hidup mereka kaya-kaya, hidup mereka senang. G ada tuh yang di adzab atau susah hidupnya.. begitu seterusnya.
Dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat kita tebak orang yang lemah imannya akan guncang keimananya. Di sini dapat kita tarik hikmah yang besar bahwa musibah atau ujian yang menimpa kita dapat membawa kepada kekufuran apa bila kita tidak memiliki iman yang kuat.
Bila kita berkaca kepada kisah Nabi dan Rasul terdahulu. Kita akan memahami bahwa segala bentuk musibah adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa kuat iman kita. Dan ujian tersebut merupakan cara Allah untuk mengangkat derajat hamba-Nya di sisi-Nya. Justru kesenangan , kenikmatan dan lain sebagainya yang Allah berikan kepada orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya adalah ujian bagi mereka juga. Apakah mereka mau beriman dan bersyukur kepada-Nya atau tetap kufur kepada-Nya.
Kita bias melihat Nabi-Nabi terdahulu missal Nabi Ayyub As. Yang diuji dengan penyakit disekujur tubuhnya. Hingga habis kulit dan daging ditubuhnya karena dimakan ulat. Padahal beliau adalah Nabi Allah, beliau adalah hamba Allah yang benar-benar taat dan shaleh. Akan tetapi kenapa malah beliau mendapat ujian sedemikan rupa.
Sebaliknya kita mengenal Fir’aun, Qarun dan lain sebagainya. Adalah orang yang ingkar, kufur kepada Allah. Bahkan Fir’aun sampai mengatakan “ana robbukumul a’la” (akulah tuhanmu yang tertinggi). Akan tetapi mereka justru memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Kehidupan yang bercukupan, memiliki pangkat yang tinggi, menjadi raja atau penguasa. Si Qarun di ceritakan didalam al-Qur’an memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Hingga kunci-kunci gudang hartanya saja harus dipikul oleh beberapa orang jumlahnya. Karena begitu banyaknya.
Dari sini kita dapat memahami bahwa musibah yang diberikan Allah kepada orang-orang yang shaleh dan taat adalah benar-benar ujian dari Allah. Sementara kesenangan, nikmat yang Allah berikan keapada orang-orang yang kafir tidak lebih dari apa yang kita sebut dengan istidraj. Yang hakekatnya bukanlah memberikan kenikmatan, melainkan untuk menjerumuskan agar mereka semakin kafir dan akhirnya akan mendapatkan siksa di hari kemudian. Wallahu A’lam
ape boleh jd org islm jd atheis???
BalasHapusPosting Komentar