JAWABAN ATAS TULISAN "KAAB IBN ASHRAF (PUISI YANG MENGKRITIK)"


DI beberapa situs kita akan Kristen yang gencar memusuhi Islam kita akan meliahat sebuah artikel yang berjudul:  "KAAB IBN ASHRAF (PUISI YANG MENGKRITIK)"
berikut kutipannya:

Setelah pindah ke Medinah, Muhammad SAW mulai menghimpun kekuatan. Pada waktu itu golongan Yahudi menolak Ajakan Muhammad SAW untuk memeluk Islam. Salah satu dari antaranya adalah Kaab bin Al Ashraf yang tidak mempercayai bahwa Muhammad SAW adalah nabi dan mendukung Quraish. Namun Kaab tidaklah pernah mengangkat senjata terhadap Muhammad SAW ataupun muslim lainnya. Yang dilakukannya hanyalah MENGARANG LIRIK-LIRIK DIMANA DIA MERATAPI ORANG-ORANG QURAISH YANG TERBUNUH saat perang Badar dan lirik yang dianggap menghina wanita muslim. Dan karena tulisannya, Kaab harus dibunuh atas perintah Muhammad SAW.

Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua Muhammad bin Yasar bin Ishaq Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 2, halaman 188 – 191 … Kaab mulai mencaci maki Rasulullah dan menyusun baris-baris dimana DIA MERATAPI KAUM QURAISH YANG DILEMPARKAN KEDALAM LUBANG SETELAH TERBUNUH di perang Badar. Ia berkata :

Perang Badar telah menumpahkan darah manusia Melihat Badar air matamu pasti meleleh dan menangis Orang-orang terbaik dibantai di sekeliling kantung air mereka ………..

Aku mendengar Harits ibnu Hisyam (cat : dia adalah seorang pembesar Quraish) Melakukan hal yang benar dan mengumpulkan pasukan Menuju Yatsrib dengan tentara-tentaranya Karena hanya mereka yang mulia Yang rupawan yang akan melindungi reputasi mereka yang tinggi
………

Lalu dia menulis puisi cinta yang MENGEJEK KEADAAN WANITA-WANITA ISLAM. (cat vivaldi : tidak dituliskan lirik yang yang dimaksud). RASULULLAH BERKATA, “SIAPA YANG AKAN MENYINGKIRKAN IBN ASHRAF UNTUKKU?. Muhammad bin Maslamah …. berkata , “Aku yang akan melakukannya untukmu wahai Rasulullah. Aku akan membunuhnya”. Beliau berkata, “Kerjakanlah jika kamu sanggup”.
…………….

KUTUSUKKAN BELATI KE BAGIAN BAWAH TUBUHNYA, LALU AKU TERUS MENUSUK HINGGA KE KEMALUANNYA, dan diapun jatuh ketanah. ………..

Kami mengucapkan salam ketika beliau sedang shalat dan ketika beliau keluar kami mengatakan bahwa kami telah
membunuh musuh Allah.

Dari Ibn Sa'd, Kitab Al Tabaqat Al Kabir, volume 1, halaman 37 : Mereka (Maslama dan teman-temannya) memotong kepalanya (Ka`B) dan membawanya …. MEREKA MENYUGUHKAN KEPALA KA`B DIHADAPAN MUHAMMAD. DIA (NABI) MEMUJI ALLAH ATAS KEMATIANNYA (KA`B).[/i]

Jadi seseorang bisa dengan mudah dibunuh hanya karena tulisannya. Padahal apa yang ditulis oleh Kaab hanyalah lirik yang menyesalkan banyaknya orang Quraish yang meninggal. Tuduhan bahwa Kaab menulis lirik yang menghina muslimah tidak pernah dibuktikan terbukti dengan tidak adanya dalam kutipan Ibn Ishaq diatas. Jadi karena Muhammad SAW tidak senang dengan tulisan Kaab bin Al Ashraf, MAKA DIBUNUHNYALAH ORANG TERSEBUT DENGAN CARA YANG LICIK, DIMALAM HARI DAN DENGAN PENIPUAN.

KOMENTAR DARI AL-QUR’AN Tampaknya Muhammad SAW memang adalah orang yang tidak bisa memaafkan orang lain. Dan ironis sekali karena Muhammad SAW sendiri ternyata melanggar apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
QS 5 : 13 : ………… dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka MAAFKANLAH MEREKA DAN BIARKAN MEREKA, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik

Jadi bagi Muhammad SAW adalah LEBIH BAIK MEMUASKAN DENDAMNYA DARIPADA MENGIKUTI PERINTAH ALLAH SWT untuk
memaafkan dan membiarkan dan menjadi orang baik-baik.

(Bersambung)

__________________________________


dari penjelasan di atas, seakan-akan Rasulullah itu adalah orang yang sangat kejam, hanya karena menghina dengan tulisan dan sya'ir Rasulullah Saw menyuruh para shahabtnya untuk membunuh ka'ab ibn Asharf...

padahal jika diselidiki, ternyata kesalahannya tidak hanya itu, Bani Nadir

ia adalah pemimpin Bani Nadir p Ia dan sukunya selalu sibuk menghasut dan membantu musuh Islam. Ia secara terbuka bertindak melawan perjanjian antara bangsa Yahudi dan kaum Muslim. Sebagai contoh, Kaab bin Ashraf pergi ke Makkah dengan sebuah tim delegasi yang terdiri dari empat puluh orang setelah Peperangan Uhud. Ia menghasut para pemimpin Quraizhah melawan kaum Muslim. Para penyembah berhala bertanya kepadanya, “Apakah agama kaum Muslim lebih baik daripada milik kami?” Walaupun Kaab bin Ashraf adalah dari masyarakat yang terpelajar. Ia berkata kepada penyembah berhala, “Agamamu lebih baik dibandingkan kaum Muslim”. An Nisa 51.

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

Itulah mengapa Allah SWT berfirman didalam Al Qur'an bahwa Yahudi menjual bahkan agama mereka untuk keuntungan duniawi yang kecil.

Penyembah berhala dan delegasi Kaab bin Ashraf menempelkan dada mereka ke dinding Ka'bah dan bersumpah bahwa mereka akan terus memerangi kaum Muslim meskipun hanya satu orang saja dari mereka yang tinggal.
Konspirasi (Persekongkolan) ini disampaikan kepada Nabi SAW oleh Jibril AS. Karenanya Nabi SAW memerintahkan salah seorang dari Sahabatnya untuk membunuh Kaab bin Ashraf. Muhammad Bin Muslima AS telah memenuhi tugas ini. Contoh kedua berikut bahkan lebih mengerikan. Sekali waktu Nabi SAW mengunjungi Bani Nadir. Mereka telah memutuskan bahwa ini adalah suatu kesempatan untuk membunuh beliau. Mereka meminta Nabi SAW untuk duduk dibawah bayangan sebuah dinding. Telah direncanakan untuk menjatuhkan sebuah batu besar dari puncak dinding untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Allah SWT memberitahukan Nabi SAW tentang rencana mereka. Segera Nabi SAW meninggalkan mereka sehingga beliau selamat dari rencana pembunuhan tersebut.

Nabi SAW memberitahukan Bani Nadir bahwa Bani Nadir telah melanggar perjanjian antara mereka. Nabi SAW mengatakan kepada mereka, “Aku memberimu sepuluh hari untuk meninggalkan tempat ini. Pergilah kemanapun kamu suka.” Kepala dari orang munafik, Abdullah bin Matuhi, berkata kepada mereka, “Jangan tinggalkan tempat ini. Aku akan membantu kamu dengan dua ribu orang pengikutku.” Sebagai hasilnya Bani Nadir menahan diri mereka untuk tinggal di dalam benteng dan menantang Nabi SAW.

Nabi SAW dan para Sahabatnya segera mengepung benteng Bani Nadir tersebut. Kaum munafik tidak datang untuk membantu Bani Nadir. Allah SWT telah memberi contoh mereka didalam Al Hasyr 16.

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam".

Beberapa orang Sahabat mengasapi mereka untuk mengganggu Bani Nadir. Akhirnya Bani Nadir putus asa dan menyetujui untuk meninggalkan tempat tersebut. Nabi SAW mengijinkan mereka untuk mebawa sebanyak mungkin barang kepunyaan mereka. Beberapa diantara mereka pergi ke Syria dan yang lainnya berdiam di Khaibar. Mereka membawa bahkan jendela dan daun pintu rumah mereka karena ketamakan duniawi mereka. Ada pelajaran didalamnya bagi orang-orang yang berwawasan. Al Hasyr 2.

Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.

Kita perlu mengambil point-point berikut sebagai bahan renungan.

Ketika Bani Nadir melanggar perjanjian berulang kali Nabi SAW tidak memerintahkan untuk membunuh mereka. Beliau hanya meminta mereka untuk meninggalkan kota ini supaya tidak melihat kejahatan mereka lagi.
Nabi SAW memberi mereka sepuluh hari untuk mempersiapkan kepindahan mereka ini.
Nabi SAW mengijinkan mereka untuk membawa sebanyak mungkin barang mereka.

Mereka hanya diasapi untuk mengganggu mereka dan untuk memaksa mereka keluar dari benteng itu. Bagaimanapun, benteng tidaklah dibakar sebagaimana negara-negara modern melakukannya.
Ini menunjukkan bagaimana kaum Muslim menghormati hak azasi manusia bahkan musuh paling jahat sekalipun. Ini secara mutlak bertolak belakang dengan hak azasi manusia yang dipahami oleh negara-negara modern.

jadi tuduhan Rasululah membunuh ka'ab hanya karena Ka'ab menghina Rasulullah melalui puisinya, jelas tidak dapat diterima. karena dia tidak hanya menjelekan tetapi juga menghasut penduduk madinah untuk memusuhi Rasulullah Saw., dan membantu kaum kafir Quraisy untuk memerengi Rasululah Saw., padahal Rasulullah telah mengadakan perjanjian sebelumnya kepada para pemimpin Madinah... pelanggaran ini jelas pelanggaran berat, maka tidak mengherankan Rasulullah memerintahkan para shahabat untuk membunuhnya, sebagaimana Bani Quraidhah juga dibunuh karena melanggar perjanjian...



2/Post a Comment/Comments

  1. bila di buka atau di search di google... kita akan menemukan artikel ini...

    BalasHapus
  2. syukron atas jawabannya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama