Bagaimana pandangan Imam Ali terhadap Muawiyah? Bandingkan dengan pertanyaan: Apakah Nabi Isa pernah mengklaim dirinya sebagai tuhan?
Sepertinya Muawiyah telah menjadi simbol kesesatan dan kekafiran, juga kemunafikan, hanya karena memerangi Ali dan merampas khilafah dari Ali. Padahal Muawiyah tidak pernah menjadi khalifah semasa Ali hidup. Tapi ada sisi lain yang jarang diungkap, yaitu pandangan Imam Syi’ah sendiri tentang Muawiyah. Lalu bagaimana sebenarnya pandangan Imam Ali dan Hasan tentang Muawiyah? Bagaimana Imam Ali memandang konflik yang meletus dengan Muawiyah?
Kita malah jarang mendapat data primer dari imam syi’ah sendiri, yang sering kita dapatkan adalah data-data sekunder yang sudah tidak murni lagi, karena terbukti jauh berbeda [baca: berlawanan] dengan data primer dari ucapan imam Syi’ah yang maksum, yang suci dari dosa.
Kita sering mendengar pernyataan yang menyebut Muawiyah sebagai kafir, tapi kita jarang membaca keterangan dari imam Ali, lalu bagaimana pendapat Imam Ali sebenarnya?
Kita malah jarang mendapat data primer dari imam syi’ah sendiri, yang sering kita dapatkan adalah data-data sekunder yang sudah tidak murni lagi, karena terbukti jauh berbeda [baca: berlawanan] dengan data primer dari ucapan imam Syi’ah yang maksum, yang suci dari dosa.
Kita sering mendengar pernyataan yang menyebut Muawiyah sebagai kafir, tapi kita jarang membaca keterangan dari imam Ali, lalu bagaimana pendapat Imam Ali sebenarnya?
Dari Ibnu Tharif dan Ibnu Alwan dari Ja’far dari ayahnya, bahwa Ali mengatakan pada pasukannya :
Kami tidak memerangi mereka karena mereka kafir, juga bukan karena mereka menganggap kami kafir, tetapi merasa kamilah yang benar, mereka pun demikian
Biharul Anwar jilid 32 hal 321-330, Bab hukum memerangi Amirul Mukminin Ali.
Riwayat ini diriwayatkan juga oleh Himyari dari kitab Qurbul Isnad hal 45.
Jadi Ali sendiri tidak pernah menganggap Muawiyah sebagai kafir, seperti anggapan orang sekarang.
Lebih jelas lagi, dalam Nahjul Balaghah:
Pada awalnya, kami bertempur dengan penduduk Syam, dan nampak bahwa tuhan kita sama, begitu juga Nabi kita sama, begitu juga kami dan mereka sama-sama mengajak kepada Islam, tingkat keimanan kami pada Allah dan kepercayaan kami pada Rasul adalah sama, begitu juga mereka tidak melebihi kami dalam iman pada Allah dan percaya para Rasul, seluruhnya satu, kecuali perbedaan yang ada tentang darah Utsman, dan kami tidak ikut serta membunuhnya.
Nahjul Balaghah, wa min kitabin lahu katabahu ila ahlil amshar yaqushshu fiihi ma jara bainahu wa baina ahli shiffin, hal 448.
Perlu diketahui, kitab Nahjul Balaghah memiliki banyak cetakan, janganlah kami disalahkan jika cetakan yang ada pada kami berbeda dengan yang ada pada pembaca.
Kita baca di atas, Ali tidak menuduh Muawiyah sebagai kafir.
Dari Abdullah bin Ja’far Al Himyari dalam kitab Qurbul Isnad dari Harun bin Muslim dari Mas’adah bin Ziyad, dari Ja’far, dari ayahnya, bahwa Ali tidak pernah memvonis orang yang memeranginya sebagai musyrik maupun munafik, tetapi Ali hanya mengatakan: mereka adalah saudara kami yang membangkang. Qurbul Isnad, dari Wasa’ilu As Syi’ah jilid 15 hal 69 – 87.
Ali memang tidak pernah menganggap Muawiyah sebagai munafik, tapi hanya pengikutnya saja yang berpandangan keliru dan Muawiyah sebagai kafir dan munafik. Alih-alih menganggap kafir, Ali malah menganggap Muawiyah sebagai saudaranya.
Seperti kenyataan dari kitab Bible yang katanya firman Yesus, tidak pernah ada keterangan menyatakan Nabi Isa atau Yesus adalah tuhan, tapi dari kaum Nasrani saja yang menyatakan hal itu.
Posting Komentar