Mengekalkan Arti Rindu Sang Kekasih


Sepasang suami istri, ada kalanya merasa jenuh satu sama lain. Bukan bosan, bukan pula benci. Hanya saja terjebak rutinitas sehari-hari yang seolah tak kunjung henti, bisa melunturkan rasa di hati. Dibutuhkan sebuah penyegaran baru agar rasa rindu itu kembali membuncah selayaknya masa-masa dulu kala.
Penyegaran itu tak harus mahal, tak perlu juga harus ke luar negeri. Bisa saja penyegaran itu berupa menginap sehari dua hari di rumah orang tua atau teman yang itu artinya berjauhan sementara dari sang kekasih hati. Ya…sementara saja. Biarkan masing-masing mempunyai jeda bagi diri. Berikan keluasan ruang bagi hati untuk menikmati kesendirian setelah bertahun-tahun selalu bersama dengan pasangan jiwa.
Rasakan perbedaannya. Siang hari mungkin belum terasa karena masing-masing terbiasa sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Tapi ketika malam menjelang, sunyi itu akan datang mengetuk dinding hati. Ia yang selalu ada di sisi, tiba-tiba saja terasa jauh di sana. Sedang apa ya dia saat ini? Majunya teknologi sangat membantu pada kondisi mellow seperti ini. Saling telepon dan menanyakan kabar, menjadi sebuah romansa penyegaran yang indah. Bahkan pesan sms pun menjadi suatu hal yang nikmat meskipun hanya satu atau dua kata saja.
....Kebiasaan pasangan yang semula terasa menyebalkan, saat berjauhan begini menjadi terasa indah. Di sini rindu, yang di sana pun kangen....
Kebiasaan-kebiasaan pasangan yang semula terasa menyebalkan, saat berjauhan begini menjadi terasa indah. Hal sepele yang biasanya sering membuat hati jengkel, kali ini malah serasa ingin diulang agar rindu segera terobati. Di sini rindu, yang di sana pun kangen. Kebersamaan menjadi hal yang sangat berharga kala sendiri. Kala mata terpejam pun, buncahan rasa kangen itu akan terus membubung tinggi mengingat hari-hari yang pernah dilalui.
Di pagi hari, hangatnya sinar mentari tetap tak mampu menyinari hati yang sedang dirundung rindu. Perjumpaan dengan kekasih menjadi satu hal yang dinanti. Benda pertama yang langsung disambar pastilah HP sekadar mengucap ‘hai’ atau ‘selamat pagi’. Meski tak terucap, bilur kerinduan itu terpancar jelas dari sikap. Bila sudah begini, masa iya liburan akan ditambah lagi?
Ketika tiba saatnya suami menjemput istri, maka rona rindu dan bahagia itu akan mewarnai pertemuan kedua insan. Pun bila sudah ada anak di antara mereka, semburat rindu itu tak kan mampu disembunyikan. Anak pun biasanya jadi alasan, ehem.
....Ketika tiba saatnya suami menjemput istri, maka rona rindu dan bahagia itu akan mewarnai pertemuan kedua insan. Semburat rindu itu tak kan mampu disembunyikan....
Penyegaran pun telah dilakukan. Cukup bekal untuk melewati hari-hari berikutnya dengan penuh cinta. Tak ada alasan lagi untuk jenuh dan bête ketika menunaikan kewajiban baik sebagai istri atau suami, sesuai peran masing-masing. Indahnya bila itu semua dilakukan hanya demi mengharap ridha Ilahi. [riafariana/voa-islam.com]

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama