Tak semua gereja mendukung ide pendeta Terry Jones untuk membakar Alquran. Bahkan, komunitas gereja Berre Universalist, mencemooh ide itu sebagai “sensasional yang murahan”.
Mereka bahkan mencanangkan tanggal 11 September sebagai Hari Membaca Alquran, bukan sebaliknya. “Kami merasa ini adalah kesempatan bagus bagi masyarakat untuk berkumpul dan belajar tentang Quran daripada membuat keputusan tanpa informasi tentang ajaran-ajaran yang sebenarnya,” kata penginjil M’Ellen Kennedy, yang kerap berkhotbah di gereja-gereja Unitarian Universalis di Washington dan Strafford.
Kennedy mengatakan, banyak yang indah dari ajaran Islam, terutama sisi sosialnya. Dia mencontohkan ajaran islam soal zakat dan sedekah, yang menjadi salah satu dari lima pilar penting Islam.
Pendeta Mara Dowdall dari Gereja Unitarian Montpelier, yang dijadwalkan untuk berbicara dalam acara membaca Quran bersama, menyatakan percaya bahwa pembacaan akan menggarisbawahi beberapa elemen kunci iman mereka. “Unitarian Universalis percaya bahwa kebijaksanaan spiritual berasal dari berbagai sumber, dan itu termasuk Islam,” katanya.
Menurutnya, tak ada ajaran agama manapun yang menghalalkan kekerasan. “Sebagai orang beriman, saya pikir sangat penting bahwa kami berdiri dengan saudara-saudara kami yang Muslim pada hari ini,” katanya.
Kegiatan mempelajari Alquran akan dimulai pukul 14.00 waktu setempat. Mereka mengundang nara sumber dari kalangan Muslim dan membuka sesi tanya-jawab setelah itu. Jemaat juga dibebaskan untuk memilih ayat Alquran yang ingin ditanyakan.
Pada kesempatan yang sama, Pendeta Louise Ulrich dari Gereja Barre menggarisbawahi bahwa umat Kristiani Amerika tidak semuanya bersikap sama dengan Jones. Ia bahkan menyebut pendeta asal Florida itu sebagai, “Mempelajari dan mengutip ayat Alkitab secara sempit.”
“Seperti halnya ayat Quran, banyak ayat Alkitab yang mendukung toleransi. Kami akan memilih yang damai karena kami menginginkan perdamaian,” ujarnya.
Terjadi Pembakaran Alquran di depan gedung putih dan Nashville
Di Nashville, negara bagian Tennessee Amerika, terjadi pembakaran Qur’an Sabtu (11/9) lalu. Dua penginjil evangelis menuang minyak dan membakar kitab suci umat Islam tersebut. Salah satu dari mereka, pengkhotbah Bob Old menyebut Islam agama palsu. Polisi tidak mengeluarkan perintah penahanan atas mereka.
Sebelumnya, sekelompok kristen konservatif Amerika melancarkan aksi merobek al-Quran di depan Gedung Putih. Satu-satunya alasan mengapa mereka tidak membakar al-Quran karena di tempat itu tak diizinkan menyalakan api, kata salah seorang dari enam aktivis kelompok itu.
Menurut mereka, serangan 11 September 2001 itu dilakukan berdasarkan al-Quran. Kelompok itu ingin mengakhiri “cerita bahwa Islam adalah agama yang cinta damai”
Polisi mencatat nama para aktivis namun tidak melakukan tindakan. Kelompok tersebut sengaja memasukkan potongan al-Quran ke kantung plastik “untuk tidak meninggalkan sampah”.
Pelaku Perobekan Alqur`an Dinilai Kehilangan Rasionalitas
Aksi perobekan Kitab Suci Al-Qur`an di depan Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat pada Sabtu, dilakukan oleh orang-orang yang kehilangan rasionalitas dan akal sehat.Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Kudang Boro Seminar, Minggu di Bogor mengatakan, keenam aktivis yang melakukan perobekan Al-Qur`an di depan Gedung Putih merupakan orang-orang yang tidak rasional. Karena perbuatan tersebut tidak ada gunanya.
“Perobekan Al-Qur`an merupakan perbuatan yang tidak berguna. Perbuatan sia-sia yang hanya menimbulkan kebencian,” terang Prof Kudang Boro Seminar.Prof Kudang Boro Seminar dikenal sebagai salah seorang yang “hafizh” atau hapal Al-Qur`an 30 juz penuh.
Selain itu, guru besar Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB tersebut juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki pemahaman mendalam terhadap kandungan Al-Qur`an.Lebih lanjut Prof Kudang Boro Seminar yang juga sebagai direktur Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi IPB mengemukakan, Al-Qur`an diturunkan sebagai rahmat dan pengobat hati bagi umat manusia.
“Al-Qur`an diturunkan ke muka bumi sebagai rahmat dan petunjuk jalan bagi umat manusia. Mereka yang melakukan perobekan Al-Quran kurang memahami ajaran yang terkandung dalam Al-Qur`an,” papar Prof Kudang Boro Seminar.Prof Kudang Boro Seminar meyakini, bila para pelaku perobekan Al-Qur`an memahami ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur`an, mala mereka tidak akan melakukan perbuatan tercela tersebut.
Prof Kudang mengemukakan, aksi perobekan Al-Qur`an tersebut tidak akan membawa kerugian baik bagi Islam maupun umat Islam. Kerugian justeru hanya akan dialami oleh mereka yang membenci Al-Qur`an.
Prof Kudang lantas merujuk sebuah ayat dalam Al-Qur`an, yang artinya: “Dan kami turunkan Al-Qur`an sebagai pengobat (hati) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan bagi orang-orang yang berlaku dzalim terhadap Al-Qur`an tidak akan mendapatkan apa pun kecuali kerugian.”
Menurut Prof Kudang Boro Seminar, aksi perobekan Al-Qur`an di Amerika hanya akan merugikan bangsa Amerika serta merugikan umat atau agama para pelaku aksi tersebut. [Republika]
Posting Komentar