Media Massa, Peluang dan Tantangan Da’wah

Oleh: Ilham AL-Azhary

Madia massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio siaran, televise, film, media on-line (internet). Setiap media cetak memiliki karakteristik yang khas.

Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukanya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Dari keempat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasive), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Majalah

Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menetukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis atau pembaca dengan habi tertentu, seperti bertani, berternak dan memasak.

Radio Siaran

Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja, di tempat tidur (ketika orang akan tidur atau bangun tidur), di dapur, di dalam mobil, di kantor dan berbagai tempat lainya.

Apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi control social seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainya yakni memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai Negara. Salah satu contoh, pada peristiwa pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945, Bung Tomo dengan gayanya yang khas melalui mickrofon "Radio Pemberontak" berhasil membangkitkan semangat bertempur, bukan hanya dikalangan pemuda-pemuda Jawa Timur, tetapi juga di daerah lainya untuk melawan Belanda.


 

Televisi

Dari media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televise sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televise adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Film

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasive. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang.

Komputer dan Internet

Nilai yang ditawarkan internet dapatlah dikiaskan sebagai system jalan raya dengan transportasi berkecepatan tinggi yang memperpendek perjalanan atau diibaratkan sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi yang tak terbatas.

Peran media

Media memiliki peran yang sangat besar. Salah satu peranan media adalah mempengaruhi sikap dan perilaku orang/public. McDevitt (1996: 270) mengatakan, "Media cukup efektif dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu masalah (isu)." Lindsey (1994: 163) berpendapat, "Media memiliki peran sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini masyarakata." Sedangkan para pemikir sosial seperti Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa sebagai alat kontrol sosial.
Sementara Fungsi media menurut Harold D. Laswell: massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai yakni informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain).

1.Media massa mengubah cara berfikir masyarakat

Awalnya masyarakat hanya berfikir seder­hana terhadap suatu permasalahan ‚namun dengan adanya media massa sekarang masyarakat lebih agresif mencari tahu mengenai suatu permasalahan dan perkembangannya. Hal ini disebabkan rasa ingin tahu manusia yang tinggi. Sementara media massa sifatnya informative.

2. Lebih banyak mengetahui kehidupan sosial dan budaya lain

Media massa yang sifatnya informative memungkinkan membuka cakrawala masyarakat bahwa masih ada peradaban yang lebih maju dan memotivasi masyarakat untuk berbuat sesuatu. Dengan sifatnya yang informative media massa akan mengimformasikan budaya atau peradaban, serta pengetahuan yang baru kepada masyarakat.

3. Sementara Pengaruh media massa dalam bidang politik dapat kita lihat dari media massa yang menjadi alat propaganda. Seperti yang terjadi di beberapa negara di dunia. Yakni media massa digunakan sebagai alat untuk menghancurkan kekuasaan atau sebagai alat untuk memperkokoh kekuasaan. Selain itu media juga menjadi alat untuk mengkempanyekan politik serta sebagai alat penyampaian kegiatan politik. Seperti yang dilakukan banyak partai pada pemilu 2009 lalu.

4. Dalam bidang ekonomi, media massa dapat di jadikan alat pemasaran produk, seperti yang kita lihat sehari-hari. Hamper semua media massa banyak diisi dengan iklan produk. Selain itu media massa juga dapat mengiformasikan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, missal pemberitaan perekonomian yang sedang menurun. Atau daerah-daerah tertentu yang perekonomiannya perlu ditingkatkan. Dalam hal ini media massa sebagai alat penyambung lidah kepada pemerintah untuk memajukan daerah yang perekonomiannya masih tertinggal.

5. peran media yang sangat kuat adalah pembentukan frame atau pembentukan opini public. Yang dengannya sebuah media massa mampu merubah persepsi masyarakat terhadap suatu hal. Contoh kecil adalah bagaimana Amerika menciptakan opini public dengan media massa yang dimilikinya terhadap peristiwa 11 september. Yang ketika itu Amerika menggembar-gemborkan bahwa Osama bin Laden lah dibalik serangan ini.

Media Sebagai Sarana Da'wah atau tantangan da'wah

Dari penjelasan di atas kita dapat bahwa di media massa memiliki pengaruh yang sangat besar di masyarakat. dan tentunya konsekuensi dari hal di atas dalam da'wah ada dua yakni peluang dan tantangan. Yakni media massa dapat menjadi peluang atau menjadi factor pendukung da'wah, namun pada sisi lain media massa dapat menjadi factor atau hal-hal yang dapat menghambat atau menjadi rintangan dalam da'wah.

Media menjadi sarana da'wah manakala ideology da'wah tertanam di dalam media massa. Artinya pesan-pesan da'wah, disampaikan melalui media massa kepada masyarakat. sehingga pesan-pesan da'wah tersebut tersampaikan kepada masyarakat. seperti yang baru-baru ini dikenal istilah da'wah bil Qalam, da'wah multi dimensi, jurnalistik da'wah, pers Islami dan lain sebagainya.

jurnalistik da'wah atau jurnalistik Islami. Misalnya. Istilah yang dipopulerkan oleh Asep Syamsul M. Romly, dalam bukunya "Jurnalistik Dakwah; Visi dan Misi Dakwah bil Qalam" menjelaskan tentang sebuah keharusan da'wah yang diorganisir lewat media tulis menulis seperti buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Aktifitas jurnalistik yang dilakukan oleh seorang muslim seharusnya adalah aktifitas da'wah itu sendiri. Oleh karenanya, Jurnalistik Islami dapat dirumuskan sebagai suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang menyangkut agama dan umat Islam.

Dalam ruang informasi yang begitu luas dimana era keterbukaan menjadi hal yang disepakati secara umum maka jurnalistik islami atau jurnalistik da'wah harus memiliki eksistensi yang diandalkan. Hanya saja, problematika itulah yang kini sedang diidapi oleh kaum muslimin. Kebutuhan media massa muslim sangat kuat namun belum ada media massa yang mampu betul-betul memiliki keberpihakan terhadap agenda besar kaum muslimin. Sejumlah media yang eksis saat ini tak jarang cenderung menonjolkan eksistensi kelompok atau ormas tertentu. Demikian pula dengan para jurnalis muslimnya maupun Aktifitas kerja yang mereka lakukan seringkali terikat dengan kepentingan lembaga tempat mereka berkerja. Secara tak langsung mereka telah larut dalam garis edar yang tak lagi merepresentasikan tugasnya sebagai wartawan muslim. Asep Samsul dalam bukunya yang lain "Jurnalitsik Praktis" menyebutkan setidaknya ada lima peranan yang harus dambil oleh seorang jurnalis muslim yaitu;

Dalam hal ini setidaknya ada lima peranan dalam media massa yang Islami yakni,

a. Sebagai pendidik (mu'addib), yaitu menjelaskan fungsi edukasi yang Islami.

b. Sebagai pelurus informasi (musaddid). Setidaknya ada tiga hal yang harus diluruskan oleh jurnlais muslim. Pertama, informasi tentang ajaran dan umat Islam. Kedua, informasi tentang karya-karya atau prestasi umat Islam. Ketiga, lebih dari itu, jurnalis muslim dituntut untuk mampu menggali informasi kondisi umat Islam di seluruh penjuru dunia

c. Sebagai pembaharu (mujaddid). Yakni penyebar faham pembaharuan akan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam

d. Sebagai pemersatu (muwahhid). Yakni menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam.

e. Sebagai pejuang (mujahid). Yaitu jurnalis muslim yang memiliki ruh untuk memperjuangkan Islam dan membelanya. Melalui media massa jurnlais muslim berusaha keras untuk membentuk opini umum yang mendorong penegakan nilai-nilai Islam.

Lima peran di atas jika dilakukan secara maksimal dipastikan akan banyak membantu roda informasi yang saat ini berbenturan terus menerus dengan peradaban kuffar. Dengan media massa muslim ini pulalah, diharapkan terbentuk sebuah informasi yang mampu mendorong terciptanya opini publik berdasarkan pada informasi yang diferifikasi tidak hanya berdasarkan teori-teori jurnalistik dan mass media akan tetapi juga berdasarkan pandangan hidup (world view) Islam yang bersumber kepada al Qur'an dan as Sunnah. Oleh karena itu, visi da'wah islam atau media massa yang islami adalah mempersempit ruang gerak media-media berbasis ideologi kuffar yang memiliki kemampuan teknologi dan sumber daya manusia handal. Setidaknya, akan muncul konsumsi media yang berimbang di tengah-tengah masyarakat kita.


 


 


 


 


 

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama