Penyimpangan Agama Kristen (bagian Terakhir)

PENUTUP DAN KESIMPULAN
Agama Nasrani (sekarang Kristen) pada mulanya adalah agama yang lurus, diturunkan Allah kepada abni Israel dengan Nabinya Isa as, dan injil sebagai kitab sucinya. Isa as (yang dikenal umat Kristen dengan Yesus) sendiri mengajarkan tauhid dalam dakwahnya, yaitu hanya menyembah Allah yan Esa, mengajarkan kebaikandan perbaiakn, serta menyebarkan perdamaian ke tengah-tengah umatnya.

Dalam perjalanan dakwahnya, Allah menghendaki nabi Isa tak berlama-lama berdakwah di bumi-Nya. Hanya beberapa tahun saja beliau hidup menjalani sebagai seorang nabi, Allah berkehendak untuk mengangkatnya ke langit. Hal ini terjadi setelah musuh-musuh dakwahnya menekan dan mengkonfrontasi dakwah lurusnya.

Sepeninggalnya Isa as, otomatis yang melanjutkan perjuangannya adalah pengikut sekaligus murid-muridnya. Namun seperti halnya Isa as yang dicekal penguasa, penerus-penerusnya pun mendapat cobaan serupa, mereka diburu dan dibunuh penguasa yang dzolim di zamannya.

Setelah fase ini semua, Saul (santo Paul) memanfaatkan ketidakhadiran Yesus dan ketidakberdayaan pengikut-pengikutnya untuk menyelewengkan agama Nasrani (Kristen) yang lurus. Ia mengklaim bertemu Isa as (Yesus) dalam sebuah perjalanan ke Damaskus, kemudian ia mengklaim bahwa Yesus telah memilihnya sebagai penerus risalahnya dan mengaku-ngaku telah mendapat wahyu darinya.

Dalam perjalannya, Saul (Paul) memanfaatkan situasi yang memang kacau setelah Isa as (Yesus) tidak agi berada diantara mereka. Ia memanfaatkan keterbelakangan umat waktu itu dengan mengajarkan dogma-dogma dan ajaran-ajaran baru yang ia klaim ajaran-ajaran itu diwahyukan Yesus padanya. Tak hanya itu, ia terbukti telah banyak mengobok-obok injil, menambah dan mengurangi isi kandungannya.

Diantara dogma buatannya, ia menelurkan prinsip dasar trinitas, yaitu prinsip the son of god (Yesus adalah Tuhan Anak) yang kemudian menjadi dasar terciptanya keyakinan Trinitas dalam Kristen. Dogma buatannya yang lain adalah dogma Dosa Waris dan Penebusan Dosa, dogma Penyaliban Yesus, dan lain sebagainya.

Fitrah, manusia adalah mahluk yang jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Santo Paul dengan dogma-dogma buatannya, dikemudian hari dijegal dan dihujat habis-habisan bukan hanya dari kalangan luar Kristen (dalam hal ini Islam), kalangan dalam seperti pendeta dan ahli teologi Kristen pun tak kalah banyak yang mengkritik dogma ajaran Paul tersebut, karena memang berlawanan dengan fitrah dan akal manusia. Tidak berhenti disitu saja, kitab injil yang menjadi kebanggan umat Kristen banyak ditemukan ayat-ayat kontroversial, porno dan bahkan saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT, agama yang diturunkan-Nya bagi umat manusia sangat berbeda jauh dengan apa yang terjadi terhadap agama Kristen. Ajaran tauhid yang semula menjadi dasar teologi Kristen, telah jauh dibengkokkan penganutnya sendiri. Hanya Ismlah satu-satunya agama yang telah dijamin Allah SWT kemurniannya. Allah SWT menjaga langsung agama ini dari usaha para kaum kafir untuk membengkokkan ajaran-ajaran tauhidnya. Dengan demikian tak ada keraguan bagi kita umat muslim untuk tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam.



DAFTAR PUSTAKA

WAMY, Gerakan Agama dan Pemikiran (Akar ideologis dan Pennyebarannya), Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, Cet. IV, 2003



Sou’yb, Joesoef, Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta: Al-Husna Zikra, Cet. III, 1996



Hart, Michael H,  Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, terj. H. Mahbub Djunaidi, Jakarta: Pustaka Jaya, Cet. X, 1988



Munir, Sanihu , Islam Meluruskan Kristen, Surabaya: Victory Press, Mei 2003, cet. I, hal. 127-128



Fakta, Tim, Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. VII, 2006



Karim, Muslih  Abdul, Isa dan Al-Mahi di Akhir Zaman, Gema Insani, Cet. II, 2006

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama