|
by : Tim Fakta Proklamasi H Salam alias Ahmad Moshaddeq sebagai "Rasulullah" dari aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah, tak bisa dilepaskan dari campur tangan pihak Kristen. Maka tak heran jika dalam proses penangkapan para aktivis Al-Qiyadah, di markas mereka selalu ditemukan Alkitab (Bibel) dan buku-buku pegangan jamaah yang banyak mengutip ayat Bibel dan Al-Qur`an. Beberapa judul bukunya antara lain: Al-Masih Al-Maw'ud dan Rosul Kudus dalam Perspektif Injil dan Al Quran; Menyingkap Tabir Pemisahan Yesus Kristus dari Sejarah; Ummah Perjanjian; Menyambut Kebangkitan Rosul; Tafsir Surat Ibrahim, dll. Pada tanggal 17 Mei 2007, diadakan pengajian antara Robert Paul Walean, seorang rohaniawan Kristen Advent dengan Moshaddeq. Dalam pertemuan yang disaksikan oleh para pengikut Al-Qiyadah yang mengaku sebagai Hawariyyin ini, Robert menyampaikan ceramah berjudul "Firman Allah dalam Dimensi Sejarah" Dalam ceramahnya, Robert menstressing dan membenarkan tanda-tanda kerasulan dalam Alkitab (Bibel) yang terdapat pada diri Moshaddeq. Setelah mengungkapkan ciri-ciri/tanda-tanda munculnya utusan Allah di akhir zaman menurut Alkitab, Robert memastikan bahwa ciri-ciri tersebut ada pada diri Moshaddeq. Beberapa tanda khusus pada diri Moshaddeq selaku Al-Masih Al-Maw'ud antara lain: mendapat Ruhul Qudus dari Allah (Injil Yohanes 14:25), mendapat mimpi dari Allah (Yoel 2:28-29), menjadi utusan Allah (Amos 3:7), dan akan menjadikan terang dunia (Wahyu 18:1, Yesaya 60:1,10). Karenanya, Robert mengajak untuk lebih yakin bahwa Moshaddeq Al-Masih Al-Maw'ud adalah Utusan Allah di zaman sekarang ini. Dalam ceramahnya, Robert juga membandingkan dirinya dengan Waraqah bin Naufal. Menurutnya, dahulu setelah mendapat wahyu, Nabi Muhammad pernah meminta pendapat dan nasihat kepada Waraqah. Sekarang, Robert diminta menjadi Waraqah bin Naufal kepada Moshaddeq. Itulah kerjasama rohaniawan Kristen dan nabi palsu dalam menjajakan ajarannya yang merusak akidah umat. Bagi orang yang beriman, soal kenabian adalah ajaran yang sudah final, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir, dan tidak ada lagi nabi setelah beliau. Allah SWT menegaskan hal ini dalam Al-Qur`an: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Qs. Al-Ahzab 40). Dengan demikian, jika ada seribu satu orang mengaku sebagai Nabi atau Rasulullah, mereka pada hakikatnya adalah musuh para nabi dari kalangan manusia. Al-Qur`an mengistilahkan mereka sebagai syayathinul insi, yaitu syaitan dari kalangan manusia (Qs. Al-An'am 112). Umat Islam pun tidak kaget dengan munculnya nabi-nabi palsu ini, karena dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad telah memberikan sinyalemen kemunculan para Dajjal Pendusta (dajjalun kadzdzabun) sebelum hari Kiamat (HR Muslim dari Abu Hurairah RA). Kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi maupun Rasul Allah adalah klaim yang wajib dipercayai sebagai kebohongan. Terlebih jika Nabi untuk orang Islam itu dinubuatkan oleh Bibel, kitab agama lain. Sebab tak jarang ramalan Bibel ini meleset tak terpenuhi. Misalnya, ramalan bahwa anak-anak raja Amazia, baik laki-laki maupun perempuan akan tewas oleh pedang: "Sebab itu beginilah firman Tuhan: Istrimu akan bersundal di kota, dan ANAK-ANAKMU laki-laki dan perempuan AKAN TEWAS OLEH PEDANG; tanahmu akan dibagi-bagikan dengan memakai tali pengukur, engkau sendiri akan mati di tanah yang najis, dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan" (Amos 7:17). Ternyata ramalan ini meleset, karena Uzia, anak Amazia meninggal karena kusta. "Segenap bangsa Yehuda mengambil Uzia, yang masih berumur enam belas tahun dan menobatkan dia menjadi Raja menggantikan ayahnya, Amazia" (2 Tawarikh 26:1). "Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah Tuhan…" (2 Tawarikh 26:21). Penglihatan Robert Walean terhadap kenabian Moshaddeq yang didasarkan pada Bibel pun terbukti keliru Setelah Mushaddeq mengaku bertaubat dan mencabut seluruh pengakuannya sebagai nabi dan rasul di Gedung Utama Polda Metro Jaya (Jum'at, 9/11/2007). Melesetlah ramalan Alkitab versi Robert Walean, rohaniawan Gereja Advent. Sensasi Robert Walean terhadap ajaran Islam ini bukan yang pertama kali. Tahun 2005, tepatnya bulan Juni, Walean meramaikan media dengan ide agama Islam Hanif. Agama baru yang mencatut nama Islam ini sebetulnya bukan Islam, melainkan doktrin Kristen Advent yang diberi label Islam dengan dukungan ayat-ayat Al-Qur`an yang dicomot secara serampangan, sehingga banyak kesalahan. Kekentalan doktrin Kristen Advent ini nampak jelas ketika ia merinci ciri-ciri Islam Hanif, yaitu beribadah dengan cara menguduskan hari Sabat (Sabtu). Ibadah hari sabat adalah identitas utama Kristen Advent yang diambil dari Bibel kitab Keluaran 20:8-13. Kecerobohan Robert dalam mengutip ayat-ayat Al-Qur`an sangat mencolok ketika menguraikan "Inti Sari Ajaran Islam Hanif," poin pertama dinyatakan: "1. Di akhir zaman ada kelompok kecil yang mempertahankan kebenaran (bahkan Saitanpun tak sanggup menggodanya). Kelompok kecil inilah yang akan diselamatkan ke surga - Qs Al-Israa' (17):62." Pengutipan Al-Qur`an surat Al-Isra ayat 62 ini jelas semberono, karena ayat tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama hanif, melainkan kisah tentang permusuhan iblis kepada manusia dan anak-cucunya. Perhatikan terjemah ayat tersebut: "Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil." Kenapa Robert menggagas agama Islam Hanif berdasarkan ayat tentang permusuhan Iblis? Apakah ia sedang memasarkan teologi talbisul-iblis? (timfakta.swaramuslim.com) |
Posting Komentar