PENDAHULUAN
Sering ada orang bertanya, "Apa sih itu injil Barnabas, yang disebut-sebut orang? Kalau kita buka kitab suci Perjanjian Baru, ternyata injil itu tidak dimuat!"
Buku kecil ini ditulis dengan maksud untuk memberi jawaban atas pertanyaan tersebut di atas. Dalam buku kecil ini akan diuraikan pokok-pokok sebagai berikut:
Bagaimanakah "injil" itu ditemukan? Terjemahan manakah yang kini beredar, dan naskah-naskah kuno manakah yang dipakai oleh para penterjemahnya? (Bab 1 );
Kapan "injil" itu dikarang? (Bab 2);
Siapakah pengarangnya dan di manakah "injil" itu ditulis? (Bab 3);
Selanjutnya akan ditinjau isi "injil" itu dalam garis besarnya (Bab 4);
Akhirulkalam akan dikemukakan beberapa kesimpulan (Bab 5), disusul dengan daftar kepustakaan.
Buku kecil ini disusun oleh Drs. B.F. Drewes berdasarkan bahan-bahan penelitian ilmiah yang sebagian besar dikerjakan oleh Drs. J. Slomp. Alihbahasa ditangani Galih Resi.
Untuk selanjutnya akan digunakan singkatan Barn kalau dimaksudkan kitab "injil" Barnabas. Dan bila kitab itu disebut injil, kata itu akan ditempatkan antara tanda kutip ("injil"), karena kitab itu bukan Injil dalam arti kitab-kitab Injil yang terdapat dalam kitab suci Perjanjian Baru. Sebab Barn jauh lebih muda usianya, dan dikarang oleh seseorang berdasarkan kitab-kitab Injil yang asli yang terdapat daIam kitab suci Perjanjian Baru.
Besar harapan kami semoga buku kecil ini dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang timbul di sana-sini sekitar kitab '"injil" Barnabas.
NASKAH KUNO MANAKAH YANG KITA MILIKI TENTANG "INJIL BARNABAS"?
Terbitan Barn dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan Barn yang sudah beredar dalam bahasa asing. Menurut penelitian kami ada tiga terbitan Barn dalam bahasa Indonesia:
Indjil Barnaba terdjemahan J. Bachtiar Affandie, Djilid ke-I (1969)1;
Indjil Barnabas, terdjemahan dari bahasa Arab, oleh Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh2; yang berisi a.l. banyak catatan pinggir ayat-ayat Alkitab, yang diambil dari terjemahan Lonsdale and Laura Ragg (lihat di bawah);
Terjemah Injil Barnabas, dengan diberi notasi ayat-ayat Qur'an, oleh Rahnip M, B.A.3
Berhubung terjemahan Barn yang dilakukan oleh J. Bachtiar Affandie tidak dapat kami peroleh, penelitian kami secara khusus diarahkan pada kedua terjemahan yang lain. Terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa terjemahan Husein Abubakar dan Abubakar Basjmeleh jauh lebih baik dibandingkan dengan terjemahan Rahnip (periksa Catatan nomor 2 dan 3).
Jelaslah buku-buku tersebut merupakan terjemahan dari bahasa asing. Karena kami berusaha untuk mencari naskah Barn yang paling tua, kami bertanya-tanya terbitan Barn manakah yang dipakai sebagai dasar terjemahan Indonesia.
Abubakar/Basjmeleh menggunakan terbitan Barn dalam bahasa Arab. Tentu saja terbitan bahasa Arab itu pun merupakan terjemahan pula. Bagaimanakah terjadinya terjemahan bahasa Arab ini? Besar kemungkinannya terbitan bahasa Arab merupakan terjemahan dari terbitan Barn dalam bahasa Inggris. Dan terbitan bahasa Inggris itu pun merupakan terjemahan dari naskah Barn dalam bahasa Italia yang kita miliki. Yang belum jelas bagi kita ialah apakah untuk terjemahan bahasa Arab dipakai juga naskah bahasa Italia.
Terjemahan Rahnip didasarkan atas terbitan Barn dalam bahasa Inggris yang merupakan terjemahan dari naskah bahasa Italia, seperti dikemukakan dalam "Kata Pengantar" dari buku Rahnip.
Mungkin anda agak bingung dengan segala macam terjemahan Barn, karena itu pada bagan di bawah ini digambarkan apa yang diuraikan lebih dahulu:
Jadi jelaslah terbitan-terbitan bahasa Indonesia tersebut merupakan terjemahan dari terjemahan. Semua terbitan itu bersumber pada naskah bahasa Italia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris yang turut dibubuhkannya. Terbitan naskah bahasa Italia dan terjemahan bahasa Inggris dilakukan oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg pada tahun 1907 (di Oxford, At the Clarendon Press). Memang baru sesudah tahun 1907 banyak orang menaruh perhatian kepada Barn.
Dengan demikian semua terbitan yang kita kenal bersumber pada naskah bahasa Italia yang dicetak pada tahun 1907 dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris, disertai kata pengantar yang kritis, dalam mana dibuktikan kepalsuan "injil Barnabas". (Yang menarik, meskipun terbitan Lonsdale Ragg dan Laura Ragg tersebut digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar terjemahan mereka, namun kata pengantar yang kritis itu tidak ikut diterjemahkan). Naskah Barn bahasa Italia yang dipakai oleh Lonsdale Ragg dan Laura Ragg kini disimpan di dalam perpustakaan negara di Wina, Austria.
Marilah kita tinjau naskah Barn tersebut. Naskah itu terdiri dari 222 fasal. Kalau diperiksa cara penulisannya, kertas yang dipakai dan cara naskah itu dijilid ternyata naskah itu tidak lebih tua dari pertengahan kedua abad ke-16 sesudah Masehi, karena cara menulis, macam kertas yang dipakai dan cara menjilid tidak dikenal sebelum masa itu.
Bahasa Italia yang digunakan memperlihatkan banyak kesalahan. Sering kali huruf "h", misalnya, ditambahkan; padahal sebetulnya dalam bahasa Italia sama sekali tidak perlu. Contoh: "anno" (tahun) menjadi "hanno". Demikian pula kata "Chrissto" ditulis dengan dua huruf "s" padahal cukup satu saja. Boleh dikata bahasa yang dipakai dalam naskah itu merupakan campuran dari dua dialek Italia, yakni dialek Tuska dan dialek Venezia. Lagipula terdapat banyak salah ejaan yang tak dapat dibenarkan, baik dari sudut dialek Tuska maupun dialek Venezia. Kedua dialek tersebut digunakan di kota universitas Bologna (Italia). Di kota itu ada mahasiswa yang berasal dari Spanyol.
Seorang cendekiawan Spanyol, Prof. M. de Epalza, membuktikan bahwa banyaknya kesalahan ejaan dalam "injil Barnabas"' adalah khas bagi seseorang yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Selanjutnya masih dapat dikemukakan bahwa kemungkinan besar Barn bukan terjemahan ke dalam bahasa Italia dari bahasa lain. Sebab apabila suatu buku diterjemahkan sering kali bahasa aslinya masih nampak samar-samar dalam susunan kalimatnya, gaya bahasanya, dan lain-lain. Hal itu tidak kelihatan pada Barn, sehingga boleh dikatakan bahwa naskah "injil Barnabas" yang asli dikarang dalam bahasa Italia. (Bahasa Italia sendiri belum ada pada masa hidup Yesus, dan baru pada abad ke-13 merupakan bahasa tulisan).
Selanjutnya yang menyolok ialah bahwa pada pinggiran banyak halaman naskah tersebut di sana-sini dibubuhi catatan dalam bahasa Arab. Mutu bahasa Arabnya pun buruk, lagipula pengarang membuat banyak kesalahan. Jelaslah bahwa catatan itu ditulis oleh orang yang sama yang mengarang naskah Barn tersebut.4
Bagaimanakah naskah itu sampai tersimpan di perpustakaan negara di Wina. Untuk mengetahui asal-usulnya kita harus kembali dalam sejarah. Pada tahun 1718, diterbitkan buku karangan John Toland berjudul "Nazarenus". Dalam buku itu ditulis:
"Dalam karangan ini terlebih dahulu dimuat sejarah singkat tentang injil yang baru, yang saya temukan di kota Amsterdam pada tahun 1709, yakni sebuah Injil Islam yang belum pernah dikenal dan diketahui di antara orang Kristen. Adapun orang yang memberitahukannya kepada saya (Tuan Cramer, konsul raja Prusia yang tinggal di Amsterdam), menerimanya dari perpustakaan pribadi seorang yang mulia dan berwibawa di kota tersebut, yang selama hidupnya sering mengemukakan penghargaannya atas kitab tersebut."
Siapakah gerangan orang yang "mulia dan berwibawa" itu? Yang menarik perhatian ialah bahwa sejarawan berkebangsaan Italia, Gregorio Leti (meninggal tahun 1701), pernah tinggal dan bekerja di Amsterdam. Dia adalah penulis biografi Paus Sixtus V (1585-1590). Leti berganti agama dan memeluk agama Kristen Protestan, kemudian melarikan diri ke negeri Belanda dan menjadi sejarawan kota Amsterdam. Menantunya, seorang ahli teologi bernama Jean le Clerc (1637-1736), dalam tahun 1718 menulis analisis tentang Barn yang dimuatnya dalam kumpulan karangan yang diterbitkannya.
Gregorio Leti inilah yang dimaksudkan oleh Toland dengan "orang yang mulia dan berwibawa". Setelah Leti meninggal perpustakaannya dilelang. Dari ungkapan negarawan Cramer dia memperoleh kitab Barn dari perpustakaan seorang yang baru meninggal. Cramer kemudian menjual kitab itu kepada Pangeran Eugene dari Savoye. Dan dari perpustakaan Pangeran Eugene kitab Barn akhirnya pindah ke perpustakaan negara di Wina dan tersimpan sampai hari ini.
Tentang sejarah naskah Barn dari akhir abad ke-16 sampai tahun 1700 tidak diketahui orang.
Di samping naskah Barn dalam bahasa Italia ada juga naskah dalam bahasa Spanyol. Apakah yang kita ketahui tentang naskah itu? Pada tahun 1734 diterbitkan Qur'an dalam bahasa Inggris yang dikerjakan oleh Sale. Dalam kata pengantar dan catatan oleh Sale antara lain disebut Barn. Ia tahu tentang buku karangan John Toland yang kami sebut di atas. Dan dari Dr. Holmes dipinjamnya Barn dalam terjemahan bahasa Spanyol. (Dari karangan Dr. White kami tahu sedikit tentang terjemahan bahasa Spanyol itu). Lama sekali kami mengetahui adanya terjemahan Barn dalam bahasa Spanyol hanya dari kutipan-kutipan yang diberikan oleh Sale dan Holmes. Namun beberapa tahun yang lampau diketemukan naskah Barn dalam bahasa Spanyol, yakni di Sydney (Australia), yang berisi sebagian besar dari "injil" Barnabas. Naskah tersebut berasal dari abad ke-18, dan entah dipakai oleh Sale, entah merupakan salinan dari naskah yang dipergunakan oleh Sale5. Naskah bahasa Spanyol adalah terjemahan dari bahasa Italia yang dilakukan oleh seorang Muslim berkebangsaan Spanyol bernama Mustafa de Aranda. Dalam kata pendahuluan naskah bahasa Spanyol dikemukakan bahwa naskah bahasa Italia oleh seorang rahib Kristen bernama Fra Marino diketemukan dan dicuri dari perpustakaan Paus Sixtus V (1585-1590), ketika Paus sedang tidur sejenak di perpustakaannya. Setelah naskah itu dibacanya, Fra Marino menganut agama Islam. Ada alasan untuk menduga bahwa ceritera tentang diketemukannya dan dicurinya naskah itu hanya merupakan isapan jempol belaka, sebab dalam Barn sendiri dimuat ceritera semacam itu, yakni fasal 191 dan 192. Dalam fasal-fasal tersebut oleh seorang ahli taurat diceriterakan kepada Yesus bahwa ia pernah melihat kitab yang sungguh-sungguh merupakan kitab Musa, ditulis oleh Musa dan Yosua, yang di dalamnya dinyatakan bahwa Ismael adalah ayah Sang Mesias; akan tetapi imam agung yang menyaksikan percakapan itu melarangnya untuk membaca kitab tersebut. Ada kemungkinan bahwa fasal 191 dan 192 memberikan gambaran pribadi tentang pengarang Barn! Apalagi pengarang kitab Barn adalah seorang kelahiran Spanyol dan dalam kata pendahuluan naskah bahasa Spanyol disinggung tentang Paus Sixtus V (akhir abad ke-16), jadi besar kemungkinannya kedua naskah tersebut dikarang oleh orang yang sama.
Kesimpulannya ialah: ada dua naskah kuno Barn; yang satu isinya lengkap, dikarang dalam bahasa Italia dan berasal dari abad ke-16; yang lain tidak lengkap dan merupakan terjemahan dalam bahasa Spanyol dari abad ke-18.
Perlu kita perhatikan bahwa dari kitab-kitab yang terkumpul dalam Perjanjian Baru, kita miliki ratusan naskah dalam bahasa Yunani yang jauh lebih-tua dari kedua naskah Barn itu!
Setelah kita selidiki penanggalan naskah-naskah Barn, dalam bab yang berikut akan dijawab pertanyaan: Kapankah Barn dikarang?
Catatan kaki:
1 Penerbit C.V. Jasana, Djakarta.
2 C.V. Pelita, Bandung (1970).
Dalam terjemahan ini dimuat banyak catatan yang berasal dari Ragg bersaudara yang menunjuk pada Perjanjian Baru. Ditambah dengan pembagian menurut fasal dan ayat yang tidak terdapat dalam naskah aslinya.
Kalau terjemahan itu kita bandingkan dengan naskah bahasa Italia atau dengan terjemahan Ragg, ternyata ada beberapa kekeliruan. Misalnya:
Fasal8: Roma, seharusnya Ramah (mungkin salah cetak?)
Fasal 14 dan 19: Bahasa Italia: iessu dan Jesu; Ragg: Jesus; Abubakar: Al-Masih (seharusnya Yesus)
Fasal 145 Bahasa Italia: nosstro signore; Ragg: our Lord; Abubakar: Bapak kita (seharusnya: Tuhan kita)
Fasal 152:Bahasa Italia: pero poriamo uedere d nosstro DIO in hoggni loch; Ragg: wherefore we can see our God in every place; Abubakar: Dari itu tidak mungkin kami melihat-Nya di tiap tempat (seharusnya: sebab itu kami dapat melihat Allah kami d i tiap tempat).
Mungkin berbagai-bagai kesalahan ini disebabkan karena Abubakar/Basjmeleh menggunakan naskah Barn bahasa Arab untuk terjemahan mereka.
3 Penerbit PT Bina Ilmu, Surabaya (1980)
Dalam catatan-catatan yang dibnat oleh Rahnip sering kali diberi penunjukan kepada Quran.
Menurut hemat kami terjemahan Abubakar/Basjmeleh lebih baik daripada terjemahan Rahnip. Sayang sekali terdapat banyak kekeliruan oleh Rahnip dalam menterjemahkan naskah bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini beberapa contoh:
Fasal 5: before he was conceived, diterjemahkan: setelah ia dikandung, (seharusnya: sebelum ia dikandung).
Fasal 35:... knew that God of that mass of earth was to take one hundred and forty and four thousand signed with the mark of prophesy ..., diterjemahkan: ... telah tahu, bahwa Allah dari Massa bumi itu untuk mengambil 144.000 isyarat dengan perlambang Nubuat ... (lebih baik diterjemahkan ... telah tahu bahwa Allah dari massa bumi itu akan mengambil 144.000 orang yang ditandai dengan perlambang nubuat.
Fasal 82: the year of Jubilee, diterjemahkan: tahun (Yubilee) hari peringatan, lebih baik diterjemahkan: tahun Yobel.
Fasal 97: Unworthy though I am to untie his hosen, diterjemahkan: Tiada selayaknya walaupun aku adalah membuka ikatan kaus kaki (sepatu)nya, lebih baik diterjemahkan: Walaupun saya tidak layak untuk melepaskan kaus kakinya.
Fasal 98: ... none should call Jesus the Nazarene, prophet of the Jews, either God or son of God, diterjemahkan: ... tidak seorang pun akan menyebut Yesus orang Nazareth itu Nabi orang-orang Yahudi; tidak juga Allah atau Putra Allah, lebih baik diterjemahkan: ... tidak seorang pun akan menyebut Yesus orang Nazaret" nabi orang-orang Yahudi itu dengan Allah atau anak Allah.
Fasal 152: kata-kata bahasa Aram Adonai Sabaoth diterjemahkan dengan Keributan Sabbath! Lebih baik kata-kata itu tidak diterjemahkan (sebagaimana dilakukan pula oleh Rahnip dalam fasal 20: ungkapan Elohim Sabaoth tidak dialihbahasakan). Apabila Adonai Sabaoth mau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kiranya dapat dialibbahasakan dengan Tuhan semesta alam.
Fasal 194:... possessing with his sisters Magdala and Bethany ... diterjemahkan: ... mempunyai saudari perempuan Magdala dan Bethani..., seharusnya ... mempunyai bersama saudari-saudarinya, Magdala dan Betani...
Membingungkan pula kalau Christ diterjemahkan dengan Almasih, dan Messiah dengan Messiah, kata terakhir ini bukan kata Indonesia. Lebih baik kalau Christ (yang memang berarti Al-Masih, namun kemungkinan besar tidak diketahui oleh pengarang Barn.) dialihbahasakan dengan Kristus, dan Messiah dengan Al-Masih atau Mesias.
4 Lihat L. Cirillo, L'Evangeli de Barnabe, Recherches sur la composition et l'origine, Texte et traduction, Paris, 1977. Namun buku ini banyak kekurangannya, periksa J. Slomp, Islamochristiana, IV, 1978 (Centre of studies for Muslim-Christian Dialogue, Roma), hlm. 67-111.
5 Lihat J.E. Fletcher, "The Spanish Gospel of Barnabas, Novum Testamentum, Vol. XVIII (1976), hlm, 314-320.
Seluk-beluk buku yang disebut Injil Barnabas
byIlham
-
0
Tags
Kristologi
Diposting oleh Ilham
Ilham Al-azhary, lahir di Pontianak pada 6 agustus 1988, putra tunggal dari pasangan Abdul ghani dan Hasiah. Orang bugis bone asli.
Ilham Menamatkan SMU/Mas di Ma'had Ibnu Taimiyah di Sedau Singkawang 2007. Kini sedang menyelesaikan kuliah S1 Sekolah Tinggi Ilmu Da'waj Mohammad Natsir Jakarta. Sekarang sedang aktif di Forum Komunikasi Pemuda Peduli Da'wah Kalimantan Barat. Gemar mempelajari tentang Perbandingan Agama (Kristologi), dan Ghazwul Fikri.
Hp: 081352378348
Email: azharyy@gmail.com
Posting Komentar