Mengenal Pribadi Yesus

Yesus adalah Utusan Allah.
Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan bahwa Yesus (Nabi Isa As) adalah seorang Nabi dan Rasul Allah. Salah satunya adalah firman Allah Swt dalam surah Ash-Shaf: 6.
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."

Ada banyak ayat dalam perjanjian baru yang mendukung kerasulan Yesus (yakni menyatakan bahwa Yesus hanyalah Rasul bukan Tuhan). Seperti yang tertera dalam Injil Matius 21:11. Dimana orang-orang menyebutnya sebagai Nabi. :” dan orang itu banyak menyahut : inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Gallilea.” Kemudian di dalam Injil Markus 6: 4, disebutkan bahwa Yesus amenyebut dirinya sebagai Nabi. : “Maka Yesus berkata kepada mereka: ‘seorang Nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara keluarga dan kaum rumahnya.”
Kemudian pada ayat berikutnya Yesus mengakui bahwa dirinya adalah Rasul Allah.
Matius 10:40 : “barangsiapa yang menyambut kamu, ia menyambut Aku. Dan barang siapa yang menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”
Kemudian dalam Yohanes 17:3 : Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Manusia yang Mulia.
Di dalam al-Qur’an tidak hanya membenarkan Yesus sebagai Nabi dan Rasul Allah. Tetapi juga menolak ketuhanan Yesus sebagaimana dalam firman Allah :
Al-Maidah 75.
Menjelaskan bahwa perbuatan atau perilaku Yesus merupakan perilaku manusia.

Ada banyak ayat dalam perjanjian Baru yang juga menolak ketuhanan Yesus.
Seperti Matius 19:17 Yesus yang menjawabnya sebagai seorang guru yang baik. : Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
Kemudian pada kitab Injil Yohanes 14:28: Yesus berkata; “Bapa lebih besar dari Aku” menjelaskan bahwa dirinya berbeda dengan Tuhan. Dan sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah.
Kemudian pada Injil Yohanes 20: 17 : Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Perkataan Yesus ini jelas lebih menekankan perbedaan antara dirinya dengan Allah. Kemudian dengan pernyataan ini dia berusaha menghindarkan klaim atas dirinya bahwa dirinya dalah Tuhan.
Kemudian segenap tulisan Paulus juga menyebutkan bahwa Yesus adalah manusia.
I timotius 2:5: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,


Kemudian pada injil markus 13:31-32 : “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
Dari ayat ini dinyatakan bahwa Yesus menyangkal dirinya Maha Tahu. Jelas sifat Maha Tahu hanya dimiliki oleh Allah. Dengan penyangkalan ini menjelaskan bahwa dirinya adalah manusia yang tidak bisa mengetahui hal-hal yang ghoib kecuali yang diberitakan kepadanya.

Mu’jizat-mu’jizat
Di dalam al-Qur’an dan Injil banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan akan kemu’jizatan Yesus. Namun dalam memahami ayat-ayat tersebut terjadi perbedaan. Islam memandang mu’jizat-mu’jizat tersebut adalah sebuah bukti kerasulan atau kenabian Yesus (Isa Ibnu Maryam). Akan tetapi kristen memandang bahwa mu’jizat-mu’jizat tersebut adalah bukti bahwa Yesus adalah Tuhan.
Dalam hal ini banyak ayat-ayat bibel juga menjelaskan bahwa Nabi-Nabi memiliki mu’jizat yang sama bahkan terkadang lebih hebat dari Yesus.
II Raja-raja 4:42 Tentang memberi makan roti
II Raja-raja 5: 14 Yesus menyembuhkan penyakit kusta, demikian pula Elisa menyembuhkan penyakit kusta.
I Raja-Raja 17:22 membangkitkan orang mati
II Raja-raja 13:21
Kemudian ada pula keterangan dari Injil bahwa sanya kemu’jizatan yang dimilikinya bukan datang dari dirinya sendiri.
Yohanes 5:30 : Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri...
Lukas 11:20

Bukti atas ketuhanan Yesus,
Ada beberapa ayat dari Injil yang di klaim oleh gereja bahwa ayat-ayat tersebut merupakan bukti bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun setelah diteliti ternyata ayat-ayat tersebut memiliki makan ambgus (membuka penafsiran yang berbeda-beda) atau ayat-ayat yang tidak ditemukan dalam manuskrip alkitap terdahulu.
1. Alfa dan Omega
dalam Wahyu 1:8 terkesan Yesus mengatakan berikut: “Aku adalah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, firman Tuhan , yang ada dan sudah ada dan akan datang, Yang Maha Kuasa.” (I am Alpha and Omega, the beginning and the ending, saith the Lord, which is, and which was, and which is to come, the Almighty). Semua itu adalah sifat-sifat Tuhan. Akibatnya menurut umat kristen dahulu, ayat ini merupakan klaim ketuhanan Yesus. Akan tetapi ayat injil di atas adalah menurut King James. Dalam versi Standar Revisi, sarjana-sarjana alkitab membetulkan terjemahan tersebut dan menulis: “Aku adalah Alfa dan Omega, “Firman Tuhan Allah, “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa. (I am the alpha and Omega, “says the Lord God, who is and who was and who is to come, the Almighty).” Pembetulan juga dilakukan dalam the New American Bible oleh karangan Katolik. Terjemahan itu telah diamandemen untuk menempatkan ayat tersebut dalam konteksnya yang benar sebagai berikut: “Tuhan Allah berfirman: ‘aku adalah Alfa dan Omega, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, yang Maha Kuasa. (The lord God says: ‘I am alpha and omega, the one who is and who was, and who to come, the Almighty).”
Dengan pembetulan ini jelaslah bahwa ayat ini merupakan penegasa Allah dan bukan penegasa dari Yesus.
2. Keazalian (pra-eksistensi) Kristus
Ayat lain yang umum digunakan untuk mendukung ketuhanan Yesus adalah Yohanes 8: 58: “Kata Yesusu kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada’.” ayat ini diambil untuk mempertuhankan Yesus bahwa Yesus sudah ada sebelum kehadiran muka bumi. Kesimpulannya adalah Yesus harus menjadi Tuhan sebelum kehadiran bumi. Namun dalam hal ini kitab Injil maupun al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia, para Nabi dan sebagainya juga sama seperti Yesus bahwa sudah ada sebelum dunia ini tercipta.
Contohnya Nabi Sulaiman yang diberitahu oleh Allah dalam kitab Amsal 8:23-27 berkata, “sudah sejak zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama sebelum bumi ada. sebelum air samudra raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama....”.
Menurt kitab ayub 38:4 dan 21, Allah menyapa Nabi Ayub sebagai berikut: “dimanakah engkau, ketika Aku meletakan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
...tentu engkau mengenalnya, karena ketika engkau lahir, jumlah hari-harimu telah banyak!”
Dalam hal ini senada seperti apa yang dijelaskan Allah dalam al-Qur’an bahwa manusia telah dicipatakan dalam bentuk ruh sebelum bumi diciptakan.
Al-A’raf 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

3. Anak Allah
Bukti lain yang mereka klaim bahwa Yesus adalah tuhan adalah bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dan hal ini cukup banyak terdapat di dalam Injil.
Namun dalam hal ini ada banyak ayat lain pula yang menjelaskan bahwa yang disebut anak Allah tidak hanya Yesus.
Seperti Allah menyebut Israel (Nabi Ya’kub) “anak”-Nya ketika Dia memerintahkan kepada Nabi Musa pergi ke Fir’aun dalam keluaran 4:22-23, “maka engkau harus berkata kepada Fir’aun: beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak0Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkan anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku.” (lihat Hosea 1:10, dari king james version)
Dalam kitab II samuel 7:13-14 , Allah menyebut Nabi Sulaiman anak-Nya, “ Dia (Sulaiman)-lah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.”
Demikian pula malaikat juga disebut anak Allah: pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.” Kitab Ayub 1:6
Kemudian pada perjanjian baru juga sama, banyak ayat yang menyatakan bahswa yang di beri gelar anak Tuhan tidak hanya Yesus sendiri.
Injil Lukas menerangkan bahwa nenek moyang Yesus sampai ke Adam. Dia menulis: “Anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.” Lukas 3:38.
Kemudian sebagian orang kristen mengklaim ada yang lebih unik Yesus dari pada lainnya. Yaitu bahwa Yesus diperanakan (begotten).
Namun hal ini juga dapat disanggah oleh pernyataan Allah bahwa Daud juga diperanakan.
“Aku mau menceritakan tentang ketatapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kupernakkan pada hari ini.’ “ Mazmur 2:7
Selain itu yang perlu diperhatikan Yesus tidak hanya digelari anak Tuhan, tetapi juga sering disebut bahwa dia adalah anak manusia.
Misalnya Lukas 9:22. Dalam injil Lukas 4:41, dia benar-benar disebut anak Manusia. : Dari banyak orang ke luar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.’ Lalu dengan keras dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa ia adalah Mesias.”
Karena orang Ibrani percaya bahawa Tuhan itu Esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakan dengan pengertian harfiah manapun. Yang jelas ungkapan bahwa “Anak Allah” bukan berarti adalah anak Allah dalam sesungguhnya. Akan tetapi ‘Anak Allah’ disini adalalah “hamba Allah”. Seorang yang beriman kepada Tuhan kemudian berbuat baik dan beramal shaleh. Seorang yang tulus serta cinta kepada Tuhannya sebagaimana anak cinta kepada bapaknya.
Dalam hal ini Injil menjelaskan: berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Matius 5:9

4. Bersatu denga Tuhan
Orang orang yang mengklaim bahwa Yesus adalah Tuhan, beranggapan bahwa dia buka Tuhan yang terpisah. Melainkan inkarnasi (penjelmaan) Tuhan yang satu dan sama. Mereka menggambarakan kepercayaan ini dari ayat 30 dari injil menurut Yohanes, pasal 10 dimana Yesus diberitahukan bahwa, “Aku dan Tuhan adalah satu.” Dengan keluar dari konteksnya , ayat ini mengesankan ketuhanan Yesus. Akan tetapi ketika orang-orang Yahudi menuduh Yesus mengklaim atas ketuhanannnya, di dasarkan pada pernyataan, “Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat Kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?’ “ (Yesus termaktub dalam Kitab Mazmur 82:6 “ Aku sendiri telah berfirman: ‘Kamu adalah allah: dan kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi’ “)
Dia melururskan meraka, dengan sebuah contoh skriptual yang mereka kenal, bahwa pada saat dia menggunakan bahasa kiasan dari para Nabi tidaklah bisa ditafsirkan dengan menggambarkan Ketuhanan bagidirinya atau bagi orang lain.
Bukti lebih lanjut dapat dilihat dari ayat kesepuluh dan kesebelas dari Injil menurut Yohanes, pasal 14 dimana orang-orang meminta kepada Yesus untuk memperlihatkan kepada mereka sang Bapa. Dan Dia disangka benar pernah berkata: “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, Tetapi Bapa yang diam dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaaan-pekerjaan itu sendiri.”
Kemudian jika ayat-ayat lain diabaikan maka Frase di atas akan menjadikan klaim atas ketuhanan Yesus adalah benar.
Dalam ayat selanjutnya kitab Yohanes 14:20, Yesus juga di beritahukan pernah berkata kepada murid-muridnya, “Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Jadi pernyataan Yesus bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku bukan berarti penyatuan dalam bentuk zat. Akan tetapi hanya dalam penyatuan maksud dan tujuan. Seandainya diartikan penyatuan zat maka murid-murid Yesus juga Tuhan.
Kemudian secara lebih jelas dalam Yohanes 17:20-21 Yesus berkata: “dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi untuk juga orang-orang ,yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita.”
Jadi cukup jelaslah bahwa maksud pernyataan Yesus Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku adalah kesatuan dalam maksud dan tujuan.

5. Dia menerima sembah
Adalah sesuatu yang masih diperdebatkan bahwa yesus menerima sembah (di sembah) oleh pengikutnya. Dan hal ini menunjukan bahwasanya Yesus adalah Tuhan yang disembah.
Bagaimanapun dalam ayat ini jelas merupakan adalah sebuah kesalahan dalam penerjemahan Injil. Hal ini bisa dilihan dalam inijil terjemahan Versi King James dan Versi Standar revisian yang memberi tahukan akan kedatangan tiga orang bijak yang datang dari timur. Mereka diberitahukan dalam matius 2:2 yang menyebutkan, “Dimanakah dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya ketika terbit di Timur dan kami datang untuk menyembah dia.” (...we have to come to worship him). Soal penyembahan ini bisa dilihat di matius 2:8 dan 28:9, dimana Yesus di sembah.
Meski demikian dalam terjemahan alkitab baru Amrika, ayat itu terbaca, :Di manakah raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah meliha bintang-nya saat naik dan kami datang untuk memberi penghormatan kepadanya.” (....and have to come to pay him homage).
Dalam hal ini seperti yang dijelaska oleh pakar termasyhur di bidang al-kitab dan bahasa aslinya, George M/. Lamsa, “Istilah bahasa Aram sagat, yaitu sembah, juga berarti membungkuk atau berlutut. Orang-orang timur pada umumnya memeberi salam kepada orang dengan membungkukan kepalanya atau berlutut. ... ia menyembahnya’. Tidak mengimplikasikan bahwa ia telah menyembah Yesus sepeti halnya orang yang menyembah Tuhan. Perbuatan semacam ini akan menjadi perbuatab yang melanggar kesucian dan satu pelanggaran terhadap firman Tuhan yang pertama menurur orang Yahudi, dan orang itu bisa dilempari batu. Namun ia berlutut di hadapan Yesus untuk menghaturkan penghormatan dan berterima kasih.” (Gospel Light,(1936 ed), Hal. 353), dikutip dari Jesus, hal 21.
Hal ini diperjelas lagi dengan bukti bahwa orang Yahudi melakukan hal yang sama kepada Daud, “ketika abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, sujud di hadapan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.” I samuel 25:23

6. Pada mulanya adalah firman
mungkin kutipan yang paling umum untuk bukti bahwa Yesus adalah Tuhan adalah Yohanes 1:1 dan 14.
“pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu juga Allah...
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulaan-Nya..”
Akan tetapi, pernyataan tersebut bukan disampaikan oleh Yesus.dan tidak pula dengan mereka yang berhubungan dengannya menurut penulis Injil Yohanes. Oleh karena itu, ayat-ayat tersebut bukan bukti bagi ketuhanan Yesus, terutama mempertimbangkan segenap keraguan yang dipegang erat oleh sarjana-sarjana Alkitab yang telah mengarang The Five Gospels berkata: “dua lembaran yang dilukiskan oleh Yohanes dan Injil-injil synoptic (yaitu Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas) semuanya tidak akurat secara historis keduanya (The two pictures painted by John and the syp\noptic gospels (yaitu i.e., Injils of Matius, Markus dan Lukas).”... kata-kata yang dinisbatkan kepada Yesus dalam keempat Injil keempat itu adalah bikinan seorang penginjil kerena sebagian besar bagian ungkapannya mencerminkan bahsa yang berkembang dari umat kristen di masa Yohanes.” (Robert W, Funk, Roy W. Hoover dan The Yesus Seminar, The Five Gospels, New York; Polebridge Press, Macmillan Publishing Co., 1993, The Five Gospels, Hal. 10)
Istilah Yunani yang dipergunakan penulis Injil keempat yang tak dikenal namanya untuk “Firman” adalah “Logos”. Dengan melakukan demikian, sang penulis mengidentifikasikan Yesus dengan Logos pagan dari filsafat Yunani, yang menjadi nalar Tuhan terdapat dalam kosmos, yang mengaturnya dan memberinya bentuk dan arti. (New Encyclopaedia Britannica, Vol 7, hal 440)

Gagasan mengenai Logos dalam pemikiran Yunani mungkin dapat ditelusuri setidak-tidaknya pada filosof abad ke-6 sm. Heraccleitus, yang mengemukakan bahwa ada sebuah Logos dalam proses kosmik ini yang dapat disamakan dengan kekuatan penalaran dalam diri manusia. Selanjutnya, kaum Stoic mendefinisan Logos itu dengan sebuah Prinsip aktif, rasional dan spiritual yang menembus segala realitas.
Identifikasi Yesus denga Logos, lebih jauh dikembangkan dalam gereja dulu sebagai hasil dari usaha-usaha yang telah dikembangkan oleh teolog-teolog dan para apologis Kristen terdahulu untuk mengungkapkan term-term yang dapat dimengerti oleh dunia Hellenistik. Selain tiu, telah ditanamkan kesan kepada pendengar-pendengar mereka dengan pandangan bahwa agama kristen mengagung-agungkan atau mewarisi, segala yang terbaik dalam filsafat pagan. Dengan demikian, menurut berbagai karya polemik dan pembela-pembelanya, Romo-romo Kristen terdahulu berpendapat bahwa Kristus adalah Logos yang sebelumnya sudah ada. (New Encyclopaedia Britannica, Vol 7, hal. 440)
Kata Yunani bagi Allah yang dipergunakan dalam frase “Firman itu bersama-sama denga Allah”, merupakan bentuk nyata hoteos, yang berati “Allah”. Akan tetapi dalam frase kedua “dan firman itu adalah Allah”, istilah Yunani yang dipergunakan untuk ‘Allah’ merupakan bentuk tentu tontheos, yang berarti ‘Tuhan’. Kerenanya Yohanes 1:1 lebih akurat harus diterjemahkan , “Pada mulanya dalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Tuhan. (in the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was a God).” Oleh sebab itu, jika Firman adalah Tuhan dalam pengertian harfihanya, itu berarti bahwa ada dua Tuhan dan bukan satu Tuhan. Bagaimanapun, menurut bahasa Alkitab, istilah ‘tuhan’ dupergunakan secara majazi (metavoris) untuk menunjukan kekuasaan. Misalnya Paulus menyebut Iblis dengan Ilah (tuhan) dalam II Korintus 4:4, “Orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan Ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”.
Musa juga disebut Allah (tuhan) dalam kitab keluaran 7:1, “Berfirmanlah Tuhan keapda Musa: Lihat, Aku mengangkat engakau sebagai Allah bagi Fir’aun, dan Harun, abangmu, akan menjadi Nabimu.”
======

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama